Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/03/22 |
|
Selasa, 22 Maret 2022 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Hukum karma pada dasarnya adalah ajaran agama Buddha dan Hindu. Sederhananya, hukum karma adalah sebuah ajaran bahwa apa yang kita lakukan saat ini akan menentukan kehidupan kita pada saat reinkarnasi. Jika hidup kita sekarang baik, maka kehidupan kita selanjutnya akan baik, demikian juga sebaliknya. Pertanyaannya, apakah orang Kristen juga percaya adanya hukum karma? Berkaitan dengan hukum karma, seperti dalam konsep agama Buddha dan Hindu, jelas kita tidak percaya karena dengan mudah kita dapat menemukan ayat-ayat Alkitab yang bertentangan dengan reinkarnasi. Namun, yang sering kali menjadi perdebatan adalah mengenai hukum tabur-tuai yang sepertinya diindikasikan dalam beberapa ayat Alkitab, termasuk perikop yang kita baca hari ini. Mazmur 18:21-30 ini mengindikasikan bahwa apa yang kita lakukan menentukan apa yang akan kita terima dari Tuhan. Jika kita hidup suci, taat, dan setia melakukan perintah Tuhan, maka Tuhan akan membalasnya dengan kebaikan. Sebaliknya, jika kita melakukan yang jahat, maka kemalangan akan menimpa kita. Namun, pada kenyataannya, banyak juga orang saleh yang justru mengalami hal buruk dan orang fasik yang malah mengalami hal baik. Bagaimana kita memahami hal ini? Hukum tabur-tuai harus dilihat dalam anugerah Allah. Kristus telah menebus kita dari cara hidup yang sia-sia dan tidak ada penghukuman lagi bagi orang yang telah Ia tebus. Namun, sebagai orang yang telah ditebus, kita memiliki tanggung jawab untuk merespons anugerah Allah yang telah menyelamatkan kita. Artinya, hukum tabur-tuai bukan dasar untuk mendapatkan keselamatan, melainkan tanggung jawab karena sudah menerima keselamatan dari anugerah Allah. Sebagai orang Kristen, hal yang seharusnya menjadi motivasi kita untuk melakukan firman Tuhan dan berbuat baik, bukan lagi rasa takut hukuman, atau takut tidak selamat, melainkan kesadaran kita bahwa sebagai orang yang telah ditebus, kita punya tanggung jawab untuk melakukan kebenaran firman Tuhan. [ABL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |