Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/03/24 |
|
Kamis, 24 Maret 2016
|
|
Saatnya telah tiba. Proses penyaliban Yesus dimulai (20a). Di sepanjang jalan menuju salib, Ia dihina dan penuh kesakitan. Dalam keterbatasan kekuatanNya menanggung kayu salib yang berat itu, Simon dari Kirene pun dipaksa oleh para serdadu untuk membantu memikulnya (21). Dari pandangan para imam, ahli Taurat, serdadu-serdadu, dan orang-orang yang lewat di sana, penderitaan Yesus adalah sebuah kekonyolan. Banyak orang menghujat (29-30) dan mengolok-olok Dia (31-32). Mereka juga berpikir bahwa Yesus tidak dapat menggenapi apa yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya sendiri (29-32). Mereka tidak tahu bahwa penggenapan itu belum saatnya, karena sesungguhnya di atas kayu salib Yesus sedang menggenapi apa yang dikatakan oleh para nabi tentang Mesias yang menderita. Ia membiarkan mereka mengolok-olok dan menyiksa diri-Nya karena Yesus sedang menggenapi apa yang dikatakan Daud (Mrk 15:24 bdk. Mzm. 22:19; Mrk. 15:29 bdk. Mzm. 22:8, 109:25) dan Yesaya (Mrk. 15:27-28 band. Yes. 53:12). Ia menggenapinya dalam penderitaan. Sebenarnya Yesus bisa saja mengambil cara yang sedikit "lebih enak" untuk menderita, yaitu dengan meminum anggur bercampur mur yang diberikan serdadu kepada-Nya (23). Anggur bercampur mur adalah minuman yang biasa diberikan kepada orang-orang yang akan disalib karena minuman itu akan membuat orang tersebut mati rasa dan tidak terlalu sakit ketika disalib. Namun minuman itu pun ditolak-Nya (23). Artinya, Yesus menanggung penderitaan sepenuhnya, memilih merasakan segala kesakitan demi kita yang dikasihi-Nya. Sering kali kita lebih suka memakai cara yang gampang dan enak. Ingin mengikut Tuhan tetapi tidak mau menyangkal diri. Ingin bertumbuh dalam kerohanian tetapi tidak mau baca firman Tuhan. Ingin berkat tetapi tidak mau berdoa dan berusaha. Renungkan: Jalani hidup kekristenan kita dengan sepenuh hati. Meski susah dan menderita, berjalanlah bersama Tuhan dalam kehendak-Nya. [MF]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |