Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/03/25 |
|
Senin, 25 Maret 2019 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Dalam Perjamuan Kudus, kita mengingat tubuh dan darah Kristus. Umat Israel pada era Perjanjian Lama pun demikian. Saat masuk ke dalam Kemah Suci, mereka akan melihat daging dan darah kurban bakaran. Semua itu tertumpah rapi di atas mazbah. Kehidupan iman di Israel bukan hanya teori abstrak. Mereka selalu memilih cara konkret untuk mengartikulasikan formasi spiritualnya. Pemaknaan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah selalu dinyatakan lugas dan tegas via tindakan. Bagi bangsa Israel, menjaga kemurnian hidup adalah penting. Ini bukti nyata bahwa Tuhan ada di tengah-tengah mereka. Dosa dan pelanggaran moral akan mencemari relasi mereka bersama Allah, Sang Pelindung dan Pemelihara. Prinsip bahwa Allah kudus mengakibatkan siapa pun yang ingin mendekati-Nya juga mesti kudus. Setiap sentuhan dengan Allah mensyaratkan kemurnian. Ada seperangkat aturan tertentu yang mengatur perihal ini (18-21). Biasanya, umat Israel akan menghindari menyentuh hal-hal yang terkategori najis. Setelah pengurbanan Yesus di salib, kita memang tidak lagi melakukan persembahan kurban. Namun, bukan berarti prinsip kekudusan ini sirna. Kita wajib serius menjaga kekudusan seperti Israel. Hidup sebagai umat kepunyaan Allah tak boleh dilakukan sembarangan. Kita tidak boleh meniru kebiasaan budaya di sekitar. Kristus sudah memberi daging dan darah-Nya sebagai tebusan dosa umat-Nya. Karya itu membuat kita menjadi milik-Nya semata. Artinya, tubuh dan hidup kita adalah kepunyaan Tuhan semata. Keputusan dan ikrar untuk mempersembahkan tubuh bagi Tuhan memang bukan pekerjaan mudah. Kita pasti mengalami jatuh bangun dalam menjalaninya. Oleh karena itu, setiap hari kita perlu bertobat dan memperbaharui komitmen. Ritual Israel dalam mempersembahkan kurban, setidaknya, mengindikasikan selalu ada jalan kembali kepada Tuhan. Pintu anugerah dan belas kasih-Nya selalu terbuka. Doa: Tolong kami Tuhan, mempersembahkan tubuh kami sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Mu. [IM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |