Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/03/26 |
|
Kamis, 26 Maret 2015
|
|
Judul: Perjanjian baru Sebagai orang Yahudi, Yesus menjalani tradisi Paskah Seder. Kali ini Yesus membutuhkan ruangan yang besar dan dia telah mempersiapkan semuanya. Ia ingin merayakan Paskah hanya dengan dua belas murid-Nya, sebelum Ia menjalani tugas penebusan-Nya. Ini adalah Paskah terakhir-Nya di dunia (7-16). Momen ini dipakai Yesus untuk menjelaskan makna baru dari Paskah dan sekaligus mengadakan Perjanjian Baru antara diri-Nya dengan umat Allah yang ditebus melalui kematian-Nya. Dalam pertemuan itu, Yesus menunjuk secara langsung bahwa diri-Nya adalah Anak Domba Paskah yang harus mati untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Roti tidak beragi diartikan sebagai tubuh Kristus (19). Melalui tubuh Kristus, setiap orang percaya adalah satu Roh (1Kor. 12:13). Cawan dimaknai sebagai darah Kristus (17-18, 20). Melalui kayu salib, Kristus melakukan pendamaian antara Allah dengan manusia berdosa. Di sini, Yesus telah meletakkan fondasi Ekaristi yang lebih konkret di mana Roh Allah akan bertakhta dalam diri orang percaya (Yl. 2:28-29). Pengurbanan Kristus membawa perubahan drastis dalam hukum Yahudi. Sebab, kita tidak hidup di bawah Taurat, melainkan hidup di bawah rahmat Allah. Lewat anugerah, kita menjadi ciptaan baru. Sebagai ciptaan baru, kita tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi hidup untuk Kristus. Marilah kita menjadi saksi dari suatu perjanjian baru dalam Kristus. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |