Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/03/26 |
|
Minggu, 26 Maret 2017 (Minggu Sengsara ke-4)
|
|
Pemazmur membuka Mazmur ini dengan sebuah pujian tentang kesetiaan TUHAN kepada perjanjian-Nya dan keadilan-Nya (1). Selanjutnya, sebagai seorang raja, selain menyatakan kerinduannya untuk hidup menurut jalan-jalan TUHAN yang sempurna (2a) dan memohon agar TUHAN sendirilah yang menolongnya (2b), pemazmur juga mau memiliki hidup yang berintegritas (2c). Dalam hidupnya bersama orang lain, dia menolak untuk berkelakuan buruk (3a), membenci perbuatan murtad (3b), dan menjauhkan dirinya dari sikap serta perbuatan yang tidak benar (4-5). Namun, dia tahu bagaimana memperlakukan dengan tepat, baik terhadap orang-orang yang hidupnya benar (6) maupun yang salah (7). Kemudian pemazmur menutup tulisannya dengan komitmen untuk melenyapkan kefasikan dan kejahatan (8). Sebagai seorang Kristen, apa pun status kita, terlebih jika kita seorang pemimpin, kita sudah sepatutnya menjaga hidup yang berintegritas. Pikiran yang mau hidup dalam kebenaran dan menolak kejahatan, seharusnya terwujud pula dalam tindakan nyata. Bukan sekadar retorika, melainkan terwujud dalam laku hidup. Hidup berintegritas membutuhkan komitmen yang harus dipelihara dan dikembangkan seumur hidup. Perlu diketahui bahwa integritas bukan semata-mata bersumber dari kebaikan dan usaha sendiri, tetapi juga berasal dari hidup yang takut akan Tuhan. Karena itu, sudah sepatutnya kita selalu ingat bahwa keberadaan kita, selain menjadi wakil Tuhan untuk menyatakan kebenaran-Nya, juga menjalani hidup yang benar dalam anugerah-Nya agar nama Tuhan dimuliakan. Lawan dari hidup beritegritas dalam kebenaran adalah kemunafikan. Karena itu, marilah kita berusaha untuk tidak melihat kegagalan, keburukan, bahkan kemunafikan orang lain lebih besar daripada kegagalan, keburukan, dan kemunafikan diri sendiri. Sambil terus-menerus memperbaiki diri, marilah kita memohon dan mengandalkan anugerah Tuhan yang memampukan kita untuk menjalani hidup yang berintegri-tas. Dengan cara itulah, iman nyata dalam perbuatan. [RH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |