Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/03/26 |
|
Sabtu, 26 Maret 2022 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui firman-Nya. Firman-Nya menguatkan kita yang letih, juga menegur kita ketika langkah kita mulai serong. Firman-Nya menuntun kita untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya. Dan, bagian ini jugalah yang menjadi doa dari pemazmur agar Tuhan selalu menuntunnya dengan firman-Nya sehingga hidup pemazmur berkenan di hati Tuhan. Berbicara mengenai menaati firman Tuhan, di satu sisi ada banyak orang Kristen yang merasa kebebasannya hilang dan kesenangannya diambil sehingga memilih untuk hidup dalam keinginannya sendiri tanpa merasa bersalah. Ia tidak mau membiarkan firman Tuhan menuntun hidupnya sehingga ia pun kehilangan arah. Di sisi lain, ada orang Kristen yang berusaha dengan gigih melakukan firman-Nya; tetapi, ketika mendapati dirinya gagal dan gagal lagi, ia merasa bersalah karena hidupnya tidak bisa memenuhi standar yang Tuhan inginkan. Mereka akhirnya putus asa dan menyerah. Melalui firman Tuhan ini, di satu sisi, kita diingatkan bahwa ketika kita menaati kebenaran firman Tuhan, sukacita yang sesungguhnya akan memenuhi hati kita. Ketika kita hidup seturut dengan firman-Nya, kita menemukan kebebasan yang sejati. Hidup kita tidak lagi diikat oleh dosa, melainkan kita bisa melakukan kebenaran (8-11). Di sisi lain, kita juga diingatkan untuk senantiasa mengevaluasi diri dan mengandalkan Roh Kudus untuk hidup seturut kehendak-Nya. Allah kita penuh rahmat dan pengampun, Ia tahu siapa kita. Ketika kita gagal, jangan menyerah, melainkan berusaha lagi dengan memohon pertolongan-Nya. Mari kita bersyukur karena kita memiliki Allah yang mau menyatakan kehendak-Nya dan mau berkomunikasi dengan kita. Mari kita bersyukur karena Allah kita penuh rahmat dan maha pengampun serta selalu siap menolong kita yang mau sungguh-sungguh menaati firman-Nya. Dengan memahami hal ini, mari kita senantiasa berdoa seperti pemazmur agar pikiran, ucapan, dan tindakan kita senantiasa dikoreksi oleh Tuhan sehingga hidup kita dapat berkenan di hadapan-Nya. [ABL] Baca Gali Alkitab 4 Tidak semua orang bisa menjalankan kepemimpinan dengan baik, sekalipun setiap orang bisa saja menjadi pemimpin dengan mudahnya. Menjadi pemimpin adalah persoalan jabatan atau kedudukan, sementara menjalankan kepemimpinan adalah persoalan tanggung jawab dan kesanggupan. Tantangan yang harus dihadapi oleh pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya bukanlah tantangan yang mudah. Karena itu, para pemimpin membutuhkan dukungan dari orang-orang yang dipimpinnya. Mereka membutuhkan dukungan moral dan yang terutama dukungan doa setiap saat. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |