Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/27 |
|
Jumat, 27 Maret 2009
|
|
Judul: Persembahkanlah Ini sangat kontras dengan figur kedua, yaitu seorang janda. Ia sangat miskin sehingga hanya bisa memberikan persembahan sebesar dua peser. Namun Yesus menghargai pemberian si janda. Mengapa? Karena walau ia hanya punya uang sejumlah dua peser, tetapi ia mau memberikan kedua-duanya. Padahal bisa saja ia menyimpan satu peser untuk dirinya sendiri, tak ada orang yang akan tahu. Namun bagi si janda, kemiskinan tidak menghalangi dia untuk mengungkapkan syukur dan penyerahan diri yang bulat kepada Tuhan. Iman dan cintanya kepada Tuhan utuh dan penuh. Melalui tindakan si janda, Yesus mengajarkan bahwa nilai sebuah persembahan bukan ditentukan semata-mata oleh jumlah, melainkan oleh motivasi dan hati si pemberi. Inilah yang membuat persembahan si janda jadi bernilai. Ia melepaskan diri dari segala miliknya dan melupakan semua kebutuhannya untuk menyatakan bahwa ia dan semua miliknya adalah kepunyaan Tuhan (ayat 42-44). Melalui kisah si janda, Yesus bagai menantang anggapan bahwa memberi persembahan dalam jumlah banyak bisa dilakukan bila kita memiliki banyak uang. Si janda mematahkan anggapan itu. Ia hanya mempersembahkan sedikit uang, tetapi menurut Yesus ia mempersembahkan lebih banyak daripada semua orang (ayat 43). Memberi persembahan merupakan kesempatan yang hanya ada selama kita hidup. Maka marilah kita memberi persembahan dengan mengingat bahwa Kristus yang tersalib telah memberikan nyawa-Nya bagi kita. Bagaimana mungkin kita tidak mau memberikan diri serta segala milik kita?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |