Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/03/27 |
|
Rabu, 27 Maret 2013
|
|
Judul: Menyesal lalu bertobat Yudas, bagi banyak orang Kristen, mungkin merupakan salah satu tokoh yang paling tidak disukai. Hal tersebut karena dia adalah murid Yesus yang mengkhianati-Nya dengan menjual Sang Guru kepada para imam dan tua-tua dengan harga tiga puluh keping perak (Mat. 26:14-16). Ia menjual Tuhannya demi memenuhi keinginan nafsu duniawinya. Namun ada yang menarik dari kisah Yudas ini. Setelah ia melihat gurunya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, Yudas menyesal. Dalam penyesalan, ia mengembalikan "uang darah" yang diterimanya. Sayangnya hanya sampai di situ. Penyesalan Yudas ini tidak diteruskan dengan pertobatan, melainkan dengan menggantung diri sampai mati. Menyesal pada dasarnya baik. Menyesal berarti mengakui kesalahan diri. Namun, penyesalan yang tidak ditindaklanjuti dengan tindakan berubah tentu tidak ada gunanya. Apabila kita melakukan kesalahan, menyesal saja tidaklah cukup. Bertobatlah. Bertobat artinya merubah diri dan arah hidup. Dari berbuat kesalahan, menjadi melakukan yang benar. Dari mengandalkan kekuatan sendiri, menjadi mengandalkan Tuhan. Berarti perubahan yang diinginkan terjadi bukan karena kekuatan diri sendiri, melainkan karena bersandarkan Tuhan. Di minggu sengsara ini sudahkah kita bertanya pada diri kita, apa saja kesalahan yang selama ini telah kita lakukan? Maukah kita menyesal dan berubah? Ataukah kita mau menjadi seperti Yudas yang menyesal tetapi tidak membuktikan sebuah perubahan? Selamat berefleksi. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |