Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/03/28 |
|
Rabu, 28 Maret 2007
|
|
Judul: Melayani bukan dilayani Para murid melihat kemesiasan Yesus berdasarkan sudut pandang materialisme. Mereka mengira Yesus akan menjadi Raja. Tak heran bila mereka berambisi untuk diikutsertakan dalam pemerintahan-Nya kelak. Itu menyebabkan mereka sering memperdebatkan siapakah yang terbesar dari antara mereka. Bahkan dalam perjamuan Paskah, saat Yesus mempersiapkan mereka untuk menerima fakta kematian-Nya, mereka malah bertengkar soal kedudukan (24). Menanggapi pertengkaran mereka, Yesus membandingkan kepemimpinan dunia dengan kepemimpinan rohani. Pemimpin dunia mengandalkan kuasa yang ada padanya untuk memerintah orang lain (25). Bahkan mereka cenderung mendominasi dan menjadi diktator. Tetapi murid Kristus harus berbeda! Murid Kristus tidak boleh mengeksploitasi kedudukan. Murid Kristus harus menjalankan tugas bukan sebagai orang yang harus dilayani namun sebagai orang yang melayani (26). Kepemimpinan bukanlah kesempatan untuk menerima hak istimewa tetapi sebuah tanggung jawab pelayanan yang harus dilakukan dengan penuh kerendahan hati di hadapan Allah. Yesus sendiri telah memberi teladan hidup-Nya. Ia ada di tengah-tengah mereka sebagai pelayan (27) sampai Ia menyerahkan hidupnya untuk melayani kebutuhan hakiki manusia, yaitu keselamatan kekal. Lewat perkataan itu, Yesus seolah ingin mengatakan bahwa kebesaran seorang bukan dilihat dari kedudukan atau kuasa yang dimilikinya, tetapi dari sikap hidup dan pelayanannya kepada orang lain. Kini pun pertengkaran untuk menjadi yang terbesar masih sering terulang. Kedudukan dan jabatan menjadi fokus orang-orang yang menyebut diri pelayan Tuhan. Ketidakmengertian terhadap prinsip pelayanan Tuhan bisa terjadi karena motif yang salah dalam mengikut Dia. Salib Kristus bukan saja sumber keselamatan bagi kita tetapi juga pola hidup dan prinsip pelayanan yang membuat kita merendahkan diri dan menyangkal diri.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |