Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/03/29 |
|
Senin, 29 Maret 2021 (Minggu Pra-Paskah 6)
|
|
Ada ungkapan yang berbunyi "mulutmu harimaumu". Ungkapan itu ingin menunjukkan bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita memiliki kekuatan, seperti harimau yang kuat. Kata-kata kita bisa menyerang orang lain atau berbalik menyerang diri kita sendiri; bahkan membuat orang sedih, terluka, dan putus asa. Kata-kata juga bisa menentukan hidup mati seseorang. Salah bicara pada saat yang tidak tepat, bisa jadi jabatan, atau bahkan nyawa, melayang. Oleh karena itu, orang harus sangat berhati-hati dengan kata-kata yang diucapkannya. Perkataan yang bijaksana akan sangat bermanfaat, dan pada saat yang sama dapat menunjukkan kualitas atau karakter seseorang. Dalam perikop ini, kita melihat perbedaan antara Yesus dan Petrus dalam berkata-kata. Di depan Hanas, Yesus berkata-kata dengan diplomatis. Dia tidak menyangkal atau mengiyakan, tetapi mengajak lawan bicaranya untuk melihat kebenaran yang ada, yang sebenarnya telah nyata di hadapan mereka (19-23). Yesus tidak merasa takut sebab Dia tidak melakukan kesalahan. Dia juga tidak merasa takut terhadap konsekuensi atas perbuatan-Nya. Namun, Dia tidak mau terjebak dalam perdebatan dengan seseorang yang sudah jelas dan pasti menolak diri-Nya. Yesus berbicara dengan bijaksana. Sementara itu, Petrus dipenuhi ketakutan sehingga berkata-kata dengan kurang bijaksana. Demi melindungi diri dan kepentingannya sendiri, Petrus menyangkal Yesus (17, 25-27). Tentu Petrus takut kalau orang tahu bahwa dia adalah murid Yesus. Bisa jadi dia harus turut dalam penghakiman dan penghukuman yang diterima oleh Yesus. Dalam ketakutan, Petrus tidak berpikir mengenai kesetiaan atau pengakuan. Dia hanya berpikir untuk melindungi dirinya sendiri. Marilah kita berkata-kata dengan bijaksana! Dengan perkataan yang bijaksana, kita tidak dapat dipersalahkan dan juga tidak akan menyakiti orang lain. Tentu saja, untuk bisa berkata-kata dengan bijaksana, kita harus hidup lurus dan bersih seperti Yesus, sehingga tidak sibuk melindungi kepentingan diri sendiri saja. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |