Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/03/30 |
|
Kamis, 30 Maret 2017 (Minggu Sengsara ke-4)
|
|
Yesus melanjutkan topik kedatangan-Nya yang tak terduga melalui perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh (2). Tugas utama mereka adalah menyambut mempelai pria dengan pelita yang menyala (1). Agar pelita tetap menyala, hanya lima gadis yang membawa persediaan minyak (4), sedangkan kelima gadis lainnya tidak menyiapkan cadangan minyak (3). Karena Sang Mempelai belum tiba dan malam semakin larut, tanpa disadari rasa kantuk mulai menyerang (5). Saat tengah malam tiba, kesepuluh gadis tersebut terbangun oleh seruan bahwa Si Mempelai sudah tiba (6). Hal pertama yang menjadi pusat perhatian mereka adalah pelita (7). Kelihatannya pelita kelima gadis bodoh hampir padam dan mereka berupaya untuk mencari minyak. Sedangkan kelima gadis bijaksana tidak panik sebab cadangan minyak yang mereka bawa masih mencukupi (8-9). Ketika mempelai tiba, hanya lima gadis bijaksana yang diperkenan masuk ke ruang perjamuan (10), sedangkan kelima gadis bodoh yang terlambat ditolak oleh Sang Mempelai (11-12). Yesus mengakhiri perumpamaan itu dengan peringatan agar kita berhati-hati dan wawas diri. Bersikap bijaksana merupakan salah satu unsur penting dalam hal wawas diri. Sikap yang bijaksana membutuhkan kecermatan berpikir dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan terjadi.Tanpa kewaspadaan diri, justru akan membahayakan diri sendiri. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Namun, Tuhan tahu dan berkuasa atas masa depan. Sebab itu, orang yang bijaksana akan memercayakan hidupnya pada pimpinan dan pemeliharaan Tuhan. Di sisi lain, kita tahu bahwa Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia. Sudahkah kita mengerjakan semuanya dengan baik, cermat, dan penuh kesungguhan? Lalu untuk apa dan untuk siapa semuanya ini kita lakukan? Dengan mengetahui jelas jawabannya, maka kita bisa mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Tuhan. [RH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |