Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/04/01 |
|
Rabu, 1 April 2009
|
|
Judul: Janjiku atau janji-Nya? Yesus tahu hal itulah yang akan terjadi pada para murid. Dengan mengutip perkataan Nabi Zakharia (Za. 13:7-9), Yesus mengingatkan mereka bahwa iman mereka akan goncang. Itu sebabnya, Yesus segera menjanjikan bahwa Ia akan kembali memulihkan mereka setelah kebangkitan-Nya (ayat 28). Janji Yesus adalah ya dan benar! Tidak demikian dengan para murid, yang didahului oleh Petrus. Sesumbar Petrus (ayat 29, 31a) yang diikuti murid-murid lain (ayat 31b) adalah janji kosong karena keluar dari sikap yang takabur dan bukan sikap yang memercayai Tuhan. Mereka menolak percaya akan perkataan Tuhan yang sudah memberitahu kerapuhan iman mereka. Mereka bersandar pada kekuatan sendiri untuk membuktikan kesetiaan mereka. Syukur kepada Tuhan, kegagalan Petrus dan para murid kelak adalah suatu pembelajaran yang berharga. Pertama, mereka belajar tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Kedua, mereka belajar bersandar pada Tuhan yang janji-Nya dapat diandalkan. Anda tidak perlu berjanji seperti para caleg kita. Cukup Anda pegang janji Tuhan yang pasti akan digenapi lalu jalani hidup ini dengan bersandar penuh pada-Nya. Jangan pernah berkompromi dengan godaan dosa. Nantikan Tuhan menuntun Anda melewati masalah demi masalah dengan berkemenangan. Ingat, Dia sendiri sudah menang terhadap masalah kemanusiaan yang paling dahsyat, yaitu belenggu dosa dan maut!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |