Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/04/03 |
|
Selasa, 3 April 2007
|
|
Judul: Ikut bertanggung jawab Betapa korupnya sistem pengadilan itu. Tak ada sedikit pun kesempatan untuk memperoleh keadilan yang sesungguhnya. Apalagi dengan dilibatkannya dua penguasa korup: Pilatus dan Herodes. Kita akan melihat bagaimana Anak Manusia berhadapan dengan institusi yang korup dan yang tidak memperjuangkan keadilan serta kebenaran itu. Pemimpin-pemimpin Yahudi telah memvonis Yesus. Tapi mereka tidak berwenang untuk melaksanakan keputusan tersebut. Mereka perlu dukungan pemerintah Roma. Maka mereka membawa perkara itu kepada Pontius Pilatus, penguasa Yudea (1). Mereka ingin meyakinkan dia mengenai kesalahan Yesus supaya dihukum sesuai keinginan mereka (2). Dalam proses pemeriksaan, Pilatus menemukan bahwa Yesus bukanlah ancaman bagi pemerintah Roma di Yudea (3-4). Namun orang banyak yang didominasi musuh-musuh Yesus, tetap menekankan kesalahan Yesus (5). Ini membingungkan Pilatus. Sebab itu, mengetahui bahwa Yesus adalah orang Galilea, menjadi celah bagi Pilatus untuk melepaskan diri dari perkara ini (6-7). Lalu ia mengirimkan Yesus kepada Herodes, penguasa Galilea. Herodes yang sudah lama ingin bertemu Yesus (Luk. 9:7-9), menyambut gembira hal ini (8). Ia sangat ingin melihat Yesus melakukan mukjizat (8), tetapi bukan untuk mengeta-hui kebenaran. Ia hanya cari hiburan. Maka Yesus tidak memberi jawaban apapun atas segala pertanyaan Herodes (9), sampai akhirnya Dia dikirim kembali kepada Pilatus (11). Herodes pun tidak menemukan kesalahan Yesus! Seharusnya pernyataan ketidakbersalahan Yesus, baik oleh penguasa Galilea maupun Yudea, sudah cukup untuk melepaskan Yesus dari dakwaan. Namun ini memperlihatkan bahwa pada akhirnya semua pihak, bukan hanya Yahudi, tetapi banyak orang lain juga bertanggung jawab atas kematian Yesus. Kita pun sesungguhnya bertanggung jawab atas kematian-Nya. Karena dosa-dosa kitalah, Ia menderita dan harus menanggung hukuman.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |