Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/04/03 |
|
Kamis, 3 April 2008
|
|
Judul: Pribadi yang diciptakan Dalam kisah penciptaan yang pertama, Allah berfirman maka segala sesuatu menjadi ada. Dalam pasal kedua ini, kegiatan Allah dalam penciptaan yang disoroti. Kita melihat manusia sebagai karya tangan Allah. Allah sendiri yang membentuk manusia dari debu tanah, lalu dihembuskan napas kehidupan (ayat 4-7). Allah kemudian membangun bagi manusia taman Eden, suatu tempat kehidupan yang asri dan harmonis (ayat 8-14). Dan nanti, dalam perikop sesudah ini (ayat 18-25), kita memperhatikan kegiatan Allah membentuk wanita, sebagai pasangan serasi manusia. Manusia menjadi pusat perhatian Allah. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk paradoks. Manusia adalah pribadi yang diciptakan. Ia adalah makhluk yang tergantung sepenuhnya kepada Sang Pencipta. Namun dalam kapasitas sebagai gambar Allah, manusia adalah pribadi yang memiliki kebebasan untuk memilih, baik untuk tunduk pada Allah atau melepaskan diri dari Dia. Tentu saja dengan konsekuensi tertentu. Manusia diberi pilihan untuk taat pada tugas yang diberikan Allah yaitu mengelola taman Eden (ayat 15) dan untuk menahan diri dari apa yang sudah ditetapkan Allah agar tidak dilakukan manusia (ayat 16-17). Godaan terbesar manusia adalah menolak bergantung pada Sang Pencipta, dan berusaha hidup dengan kekuatan dan kebijakannya sendiri. Hasilnya fatal karena meninggalkan Allah berarti melepaskan diri dari sumber hidup. Kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus dan menjadi milik Allah lagi, harus menjalankan hidup dengan memberikan kesaksian pada dunia ini bahwa kita adalah milik Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |