Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/04/07 |
|
Sabtu, 7 April 2018 (Minggu Paskah)
|
|
Bersyukur adalah kunci di dunia dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan atas semua kenikmatan dan anugerah yang setiap hari kita rasakan. Namun, tidak jarang kita semua luput dan lupa untuk bersyukur, apalagi ketika kita sedang mendapatkan masalah dan cobaan yang berat. Kadang kala juga ketika kita sudah melewati cobaan tersebut, kita justru sering lupa siapa yang selama ini menolong dan melindungi kita. Pemazmur sangat bersyukur. Dia juga tahu kepada siapa dia harus bersyukur: "Aku bersyukur kepadaMu ya Tuhan." Ungkapan syukur ini tidak selalu hanya diwujudkan dalam kata-kata. Namun, juga harus terimplementasi dalam tindakan sehingga benar-benar bermakna dan meresap hingga relung hati (2-3). Pemazmur sangat mensyukuri keadaannya. Karena kekuatan Tuhan: musuhnya mundur, Tuhan membela perkara dan haknya. Tuhan menghardik bangsa-bangsa dan membinasakan orang fasik, musuh telah habis binasa (4-7). Pemazmur juga besyukur bahwa Takhta Tuhan bersemayam sampai selamanya, Tuhan adalah hakim, tempat perlindungan, ingat kepada orang-orang tertindas, mengasihi dan melihat kesengsaraanya, mengangkatnya dari pintu gerbang maut, keselamatan yang dari pada-Nya, Ia memperkenalkan diri-Nya, orang miskin dan orang sengsara tidak dilupakanNya (8-19). Rasanya ungkapan syukur itu memang tidak ada habisnya. Pemazmur bersyukur karena pengharapan akan bangkitnya Tuhan, dan ketakutan serta kekalahan manusia yang selama ini merajarela, pengharapan akan terjadi kehancuran kekuatan manusia/duniawi oleh karena kekutan ilahi yang kekal (20-21). Marilah kita merenungkan dua nasihat ini. Pertama, janganlah lupa untuk bersyukur. Bagaimanapun, keadaan kita, sejatinya semua itu adalah karunia Tuhan semata. Kedua, jangan selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah. Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita. [IGM] Baca Gali Alkitab 5 Salah satu penyebab penderitaan dalam hidup ini adalah dosa. Saat seseorang berjalan dalam ketidakbenaran, ia akan mengalami sendiri akibatnya. Bagi anak-anak Tuhan penderitaan seperti ini harus disikapi secara positif, yakni bahwa Tuhan mengasihi dia. Tuhan mengizinkan penderitaan agar anak-anak-Nya sadar akan dosa mereka dan berpaling mohon pengampunan-Nya. Oleh karena itu, saat kita sadar sudah berdosa kepada Tuhan, kita boleh memanjatkan permohonan agar Tuhan berbelas kasih dan melepaskan kita dari dahsyatnya hukuman. Apalagi kita sudah ditebus oleh darah Kristus. Mazmur ini boleh menjadi doa pengharapan kita.. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |