Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/04/08 |
|
Minggu, 8 April 2018 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)
|
|
Salah satu sebab orang bersungut-sungut adalah rasa iri. Misalnya, orang lain lebih cepat naik jabatan daripada kita atau orang lain lebih sukses walau kita lebih rajin beribadah ketimbang mereka. Disadari atau tidak, kita lebih sering bersungut-sungut daripada mengucap syukur. Sikap demikian tentu membuat kita tidak belajar mengerti kehendak Tuhan dan akhirnya tidak mampu bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Dalam Mazmur ini, kita melihat sikap pemazmur yang bersungut-sungut ketika menyaksikan perbuatan orang fasik. Pemazmur pun memerinci perbuatan orang fasik itu: memuji keinginan diri sendiri, menista Tuhan, merasa bahwa Tuhan tidak akan menuntut, mengabaikan fakta bahwa Tuhan ada, mulutnya penuh dengan sumpah serapah, melakukan berbagai kejahatan tanpa rasa takut akan penghakiman dan pembalasan dari Tuhan, dan masih banyak lagi (2-11). Herannya, orang fasik tampaknya malah lebih berhasil dalam hidupnya ketimbang dirinya (5). Pemazmur pun berseru, "Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas"(12). Orang benar mengungkapkan keluh kesah dan harapannya kepada Tuhan agar Dia memberi pertolongan dan menegakkan keadilan bagi mereka (13-15). Menghadapi kenyataan bahwa orang fasik tampak berhasil hidupnya, kita perlu belajar untuk bersikap sabar. Tidak perlu bersungut-sungut. Kita harus percaya bahwa apa pun yang menimpa kita, hal itu tidak lepas dari pengawasan Tuhan. Tuhan adalah Raja selamanya yang mendengarkan dan memberi pertolongan indah dan tepat pada waktunya (16-18). Karena itu, kita tidak perlu iri terhadap keberhasilan orang fasik. Tetaplah jalani hidup kita dengan takut akan Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan fasik. Ingatlah bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus. Dalam anugerah-Nya, sudah sepatutnya kita menjalani kehidupan sebagai orang benar dan tidak membiarkan perbuatan orang fasik menjadi bagian dalam hidup kita. [NET]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |