Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/04/10 |
|
Jumat, 10 April 2009
|
|
Judul: Sungguh, Dia Anak Allah! Secara khusus Markus mencatat kejadian demi kejadian di seputar penyaliban Yesus untuk menegaskan bahwa peristiwa salib sesuai dengan waktu Allah (ayat 25, 33, 34). Yesus menggenapi rencana Allah melalui kematian-Nya. Kegelapan yang melingkupi seluruh lokasi penyaliban menggambarkan penghukuman Allah atas dosa-dosa manusia yang Yesus tanggung (ayat 33). Sedemikian dahsyat kemurkaan Allah yang ditanggung Yesus sehingga keluarlah teriakan-Nya, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (ayat 34; lih. Mzm. 22:2). Peristiwa penting terjadi saat kematian Yesus: terbelahnya tirai Bait Allah. Ada dua tirai di Bait Allah Herodes. Tirai pertama memisahkan ruang mahakudus, yang hanya boleh dimasuki imam besar pada hari raya pendamaian dari ruang utama. Tirai kedua memisahkan bangunan bait Allah yang hanya boleh dimasuki orang Yahudi dari pelataran untuk nonYahudi. Dari kesaksian kepala pasukan Romawi, kita tahu bahwa tirai kedualah yang dibicarakan Markus. Kematian Yesus bukan hanya membuka penghalang manusia untuk menghampiri Allah yang kudus, melainkan juga menghancurkan tembok pemisah rasialisme Yahudi yang eksklusif. Sehingga terjadilah keselamatan bagi semua orang yang percaya. Walau Yesus mati seperti penjahat, tetapi Ia dikubur secara terhormat (ayat 46). Bagi orang yang tidak mengerti, penyaliban dan kematian Yesus adalah kekalahan dan bukti bahwa Yesus bukan Anak Allah. Memang hanya anugerah Tuhan yang dapat mencelikkan kebutaan rohani, untuk memandang Dia yang tersalib dan mengaku, "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |