Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/04/10 |
|
Jumat, 10 April 2020 (Jumat Agung)
|
|
Tidak terhitung berapa banyak hinaan, pukulan, dan perlakuan keji yang Yesus terima hingga akhirnya Ia dipaku di atas salib. Ini semua tidak masuk akal. Mengapa Ia mau mengalami ini semua? Mari kita ingat kembali. Ketika hidup, Yesus pernah menyampaikan kepada para murid-Nya: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh.15:13). Semua penderitaan yang Yesus alami adalah realisasi kasih itu. Peristiwa penyaliban Yesus sesungguhnya menjadi peristiwa kasih yang melahirkan banyak peristiwa dan perubahan ajaib: langit yang gelap karena mentari tidak bersinar, tabir Bait Suci terbelah dua, kepala pasukan memuliakan Allah, hingga orang banyak yang menyesali apa yang terjadi (44-48). Orang-orang yang mengenal Yesus dari dekat serta para pengikut-Nya melihat dan menjadi saksi akan peristiwa kasih terbesar sepanjang masa (49) ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya (46). Karena kasih-Nya, Yesus telah mati untuk kita (bdk. Yoh. 3:16). Dengan lebih dalam, mari kita lihat dan resapi semua peristiwa ini, dan katakan: “Yesus, terima kasih untuk kasih-Mu”. Tatanan masyarakat kita sekarang ini sedang kering dengan cinta kasih. Semua orang sibuk dengan kepentingan dirinya sendiri. Di tengah kehidupan dunia yang dipenuhi oleh nilai-nilai egoisme dan individualisme ini, kita belum bisa memiliki kualitas kasih seperti Yesus. Oleh karena itu, marilah kita memohon kepada-Nya agar kita bisa mengasihi sama seperti Ia mengasihi dunia dan umat manusia. Dengan demikian, kasih terbesar yang telah Ia lakukan dan tunjukkan tidak hanya terjadi di atas salib 2.000 tahun yang lalu, namun bisa terus tampak nyata sampai akhir zaman melalui diri kita. Dengan kualitas kasih seperti kasih Yesus, kita bisa mewujudkan habitat hidup yang lebih baik untuk seluruh umat manusia. Dan dengan kasih-Nya pula kita menebarkan kasih Yesus kepada dunia di sekitar kita hingga banyak orang merasakan kasih-Nya. [YWA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |