Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/04/12 |
|
Rabu, 12 April 2006
|
|
Judul: Siapa mengadili siapa? Dengan tekad hendak membunuh Yesus, para musuh-Nya menggiring-Nya ke hadapan Pilatus, yang mewakili pengadilan Romawi. Mereka tidak peduli apakah mereka dapat membuktikan kebersalahan Yesus sebab yang terpenting bagi mereka adalah Yesus harus mati. Sayang sekali, Pilatus yang seharusnya menegakkan keadilan tidak berani mengambil keputusan, padahal ia memiliki otoritas sebagai wakil pemerintah Romawi. Ia mencari kesalahan Yesus dengan mengajukan tuduhan para musuh-Nya, "Engkau inikah raja orang Yahudi?" (ayat 33). Pada ayat ini kita melihat, siapa yang sebenarnya pegang kendali. Yesus membalikkan pertanyaan Pilatus dengan menantangnya akan kebenaran tersebut. Secara implisit Yesus mengakui bahwa Dialah raja orang Yahudi dan Ia menuntut pengakuan Pilatus. Akan tetapi, Pilatus mengelak tuntutan Yesus dan mempersalahkan para musuh Yesus yang telah mengatakan tuduhan palsu terhadap-Nya. Yesus pun secara eksplisit menyatakan diri sebagai raja dari kerajaan yang berbeda dengan kerajaan dari dunia ini. Oleh karena itu, Ia tidak perlu membela diri-Nya di hadapan para musuh-Nya. Sebaliknya, Yesus mengulangi menantang Pilatus untuk mengakui Dia sebagaimana realitas kebenaran yang diungkapkan-Nya (ayat 37). Pilatus justru menolak menyatakan komitmennya untuk menegakkan kebenaran (ayat 38a). Ia justru memilih jalan kompromi untuk membebaskan Yesus (ayat 38b-39). Penolakan Pilatus untuk tegas dalam kebenaran menyebabkan ia menyerahkan Yesus untuk disalib. Pilatuslah yang teradili oleh ketidakmauannya menegakkan kebenaran. Ia menolak Kristus, secara tak langsung ia bertanggung jawab atas kematian-Nya. Saat kita menolak mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Raja kita, kita sama seperti Pilatus yang terhakimi oleh kebenaran sejati! Renungkan: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga (Matius 10:32).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |