Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/04/14 |
|
Senin, 14 April 2014
|
|
Judul: Tetap setia atau menyangkal Tuhan? Dalam adegan pertama, para prajurit menangkap dan membawa Yesus menghadap mantan Imam Besar, yang adalah mertua Kayafas. Dialah Hanas, yang secara tidak langsung pernah menubuatkan kematian Yesus (14). Hanas menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan ajaran-Nya. Menyangkut ajaran-Nya, Yesus mengatakan bahwa ajaran-Nya secara terbuka telah disampaikan di hadapan publik. Hanas dapat menanyai para pendengar-Nya mengenai kebenaran ajaran-Nya itu. Namun, Hanas tidak melakukannya. Ia malah membiarkan Yesus diperlakukan secara kasar oleh seorang penjaga. Menyangkut murid-murid-Nya, Yesus memilih diam karena melindungi mereka. Namun, bagaimana dengan Petrus dalam adegan kedua? Petrus menyangkal Yesus, Gurunya, dan berbohong demi keselamatan diri sendiri. Padahal ia pernah sesumbar, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak" (Mat. 26:33) dan "Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu" (Yoh. 13:37). Paling sedikit ada tiga penyebab kegagalan Petrus. Pertama, ia membawa diri ke dalam pencobaan yang tidak dapat dia hadapi yaitu di tempat musuh Yesus, padahal Yesus telah meminta murid-murid-Nya untuk pergi (Yoh. 18:8). Kedua, ia tidak berjaga-jaga di dalam doa. Ia terlalu mengandalkan kekuatan sendiri daripada mengandalkan Allah sehingga gagal dalam ujian iman. Ketiga, ia takut menghadapi konsekuensi bahwa ikut Yesus kadang harus menderita. Ia menyangka bahwa mengikut Yesus itu mudah dan akan mendapatkan posisi yang tinggi dalam Kerajaan Allah. Maka ketika menyaksikan Yesus ditangkap, ia tidak siap mengalami nasib yang sama. Mengikut Tuhan memang tidak mudah, dan kadang harus pikul salib. Namun, ingatlah akan pengurbanan Kristus yang telah dinyatakan di kayu salib. Hal ini harus mendorong kita untuk tetap setia mengikuti Dia sampai akhir hidup kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |