Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/04/14 |
|
Minggu, 14 April 2019 (Minggu Pra-Paskah 6)
|
|
Ke manakah kita mencari keadilan? Masih adakah keadilan di dunia ini? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini masih relevan di tengah dunia yang penuh ketidakadilan. Bahkan di pengadilan, kita begitu sulit mendapatkan keadilan. Dalam 1 Korintus 6:1-11, kita menemukan upaya jemaat Korintus dalam mencari keadilan. Khususnya, ketika ada masalah di dalam hubungan antarumat. Permasalahannya, mereka tidak menyelesaikan perkara tersebut secara internal. Mereka malah membawa kasusnya ke pengadilan sekuler. Bagi rasul Paulus, ini merupakan kesalahan fatal. Seharusnya, orang Kristenlah yang menjadi hakim atas dunia ini, bahkan atas malaikat-malaikat (bdk. Yoh. 5:22; Why. 3:21; 2Pet. 2:4 dan Yud. 6) Ada beberapa alasan mendasar mengapa Paulus melarang jemaat membawa masalah mereka ke pengadilan sekuler. Pertama, hakim di pengadilan sekuler akan mengabaikan nilai-nilai Kristen dalam mengambil keputusan. Kedua, umumnya orang datang ke pengadilan dimotivasi oleh balas dendam. Ini tidak boleh dilakukan oleh orang Kristen. Ketiga, membawa perkara saudara seiman ke pengadilan sekuler akan merusak kesaksian gereja Tuhan. Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, ada kalanya kita menderita ketidakadilan. Misalnya, kita dicurangi sistem atau hak kita dirampas dengan semena-mena. Namun, kita diingatkan bahwa lebih baik menderita ketidakadilan daripada harus mempermalukan nama Tuhan dengan mencari keadilan dari orang-orang yang tidak percaya. Oleh karena itu, marilah kita arif dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan-persoalan jemaat secara internal. Namun kalau pun akhirnya kita mendapat ketidakadilan, mari tetap hidup dalam takut akan Tuhan. Kita harus tetap memilih untuk memuliakan Tuhan. Keadilan Allah masih ada dan berlaku bagi kita. Sebab pada akhirnya, keadilan Allah pasti akan nyata seperti fajar di pagi hari. Doa: Ya Tuhan, tunjukkanlah keadilan-Mu bagi kami di tengah dunia yang penuh kabut ketidakadilan ini. [AB]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |