Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/04/16 |
|
Rabu, 16 April 2008
|
|
Judul: Kompromi Salah satu penyebab utama kegagalan mereka adalah kompromi. Hal itu yang dilakukan oleh keturunan Yusuf. Mereka menjanjikan keselamatan bagi satu kelompok orang dari pihak musuh sebagai upah membocorkan kelemahan kota yang hendak ditaklukkan itu (ayat 21-26). Sepintas mungkin terlihat sama dengan strategi kedua pengintai yang diutus Yosua menyelidiki Yerikho (lih. Yos. 2), tetapi sangat berbeda. Dalam kasus Yosua, Rahab sudah terlebih dahulu menyatakan imannya, yang kemudian direspons dengan janji keselamatan oleh utusan Yosua (Yos. 2:8-14). Demikian juga suku-suku lainnya. Mereka tidak menghiraukan perintah Tuhan untuk membinasakan suku-suku musuh demi mendapatkan tenaga rodi (ayat 28, 30, 33, 35). Tindakan yang dilakukan suku-suku Israel memang merupakan suatu kebodohan. Betul, mereka seolah mendapatkan keuntungan sesaat secara ekonomi dari pihak musuh, yaitu buruh yang harganya murah. Namun harga yang harus dibayar akan menjadi bumerang yang berbalik menyerang diri mereka sendiri, terutama secara rohani. Seperti yang akan nyata pada perikop-perikop sesudah ini, kompromi seperti itu berdampak serius sekali pada kesetiaan mereka kepada Tuhan. Apa kompromi iman yang paling sering dilakukan pada masa kini? Berapa banyak orang Kristen yang mengompromikan imannya dengan dosa-dosa moral tertentu, atau dalam menjalankan perusahaannya membuat pembukuan ganda. Tidak jarang gereja menyuap pejabat setempat agar izin pembangunan gereja dapat keluar padahal surat-surat tidak lengkap. Sepertinya sepele, tetapi iman dan kredibilitas Kristen dipertaruhkan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |