Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/04/16 |
|
Rabu, 16 April 2014
|
|
Judul: Sikap terhadap kebenaran Dalam bacaan ini, kita melihat sikap Pilatus ketika diperhadapkan dengan kebenaran. Ia sempat bertanya, "Apakah kebenaran itu?", tetapi ia kemudian pergi tanpa menunggu jawaban Yesus. Ia tahu bahwa jawaban Yesus akan menuntut komitmen untuk hidup dalam kebenaran. Padahal ia tidak siap melakukannya, meski telah bertemu dengan Yesus sebagai Raja kebenaran. Bahkan selama proses peradilan, ia tahu kebenaran sehingga tiga kali mengatakan bahwa Yesus tidak bersalah (18:38, 19:4, 6). Bahkan ia berusaha membebaskan Yesus yang dianggap sebagai raja orang Yahudi (18:39, 19:12). Namun ironisnya, ia tidak berani menegakkan kebenaran, walaupun ia berkuasa untuk membebaskan maupun menyalibkan Yesus (10). Ia justru memerintahkan anak buahnya untuk menyesah Dia. Ia lebih suka cari muka (1-3), takut kepada manusia, dan takut kehilangan jabatan (12), daripada takut kepada Allah dan kemudian membebaskan Yesus (12). Tidak berbeda jauh dengan Pilatus, orang Yahudi sebagai umat pilihan Allah, juga menolak Dia (40, 19:6, 7, 15). Mereka lebih suka membebaskan seorang penjahat bernama Barabas, yang adalah seorang penjahat, daripada harus membebaskan Yesus. Mereka malah bersikeras meminta Yesus disalibkan. Itu berarti mereka menolak Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah untuk membebaskan mereka dari belenggu dosa, maut, dan Iblis. Bahkan demi menyingkirkan Yesus, mereka rela mengingkari diri mereka sebagai umat perjanjian dan pilihan Allah dengan mengakui kekuasaan Romawi yang selama ini mereka tolak (15b). Sampai saat ini pun masih banyak orang yang menolak Yesus dan tidak mau menerima kebenaran-Nya. Mereka juga akan berusaha menghalangi para pengikut Kristus. Kita tentu tidak boleh membalas mereka. Harapan kita senantiasa adalah agar Tuhan menjamah dan melembutkan hati mereka. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |