Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/04/16 |
|
Selasa, 16 April 2019 (Minggu Pra-Paskah 6)
|
|
Tak sedikit pernikahan orang Kristen zaman sekarang dilanda masalah. Masalah yang muncul biasanya mengenai rasa tidak puas dalam relasi antara suami dan istri. Tawaran kenikmatan dunia menjadi pelarian atas problem ketidakharmonisan itu. Akibatnya, makna perkawinan menjadi kabur. Tujuan awal perkawinan pun mulai luntur. Dosa percabulan pun mengintip pada perkawinan suci yang dibangun. Kita perlu mewaspadai ini. Paulus mengingatkan kepada pasangan suami dan istri supaya terhindar dari bahaya percabulan. Hendaklah suami memenuhi kewajiban kepada istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya (3). Saat perkawinan terjadi, baik suami maupun istri tak lagi berkuasa atas tubuhnya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya. Suami pun tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya (4). Kalau pun muncul masalah, perceraian bukanlah jalan keluar (10). Paulus menawarkan sebuah solusi antara suami dan istri agar saling menjauh dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu. Tujuannya supaya masing-masing ada kesempatan untuk berdoa (5). Ketika Allah memberkati pernikahan kudus, keduanya telah menjadi satu. Dengan banyak perbedaan latar belakang, tentu saja penyatuan ini bukan hal mudah. Harus ada upaya dari kedua pihak agar tidak egois, namun berorientasi hidup saling melayani. Hal itu dapat dilakukan jika memiliki cinta kasih dari Allah. Cinta kasih bukan lagi bermain pada tataran perasaan semata. Pada akhirnya, cinta adalah mengenai keputusan dan keteguhan komitmen. Hal inilah yang akan menjauhkan pasangan suami dan istri dari dosa percabulan. Dunia kita saat ini sudah menampilkan dosa percabulan sebagai hal biasa. Bagi setiap pasangan suami istri, ini hendaknya menjadi perhatian. Apalagi, perkawinan dalam kekristenan adalah kudus. Kita tak berkuasa lagi atas tubuh kita. Tubuh kita adalah persembahan suci bagi pasangan kita. Tubuh adalah milik Allah. Doa: Tuhan, hanya Engkau yang bisa menjaga setiap perkawinan agar tetap kudus di hadapan-Mu. [SA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |