Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/04/17 |
|
Selasa, 17 April 2018 (Minggu ke-2 sesudah Paskah)
|
|
Sekarang ini banyak model bangunan rumah yang unik dan indah. Rumah memang tempat untuk berteduh, tetapi rumah zaman sekarang juga merupakan ekspresi dari penghuninya. Bagaimanapun bentuk bangunan rumah, yang terpenting adalah rumah tersebut kuat, kukuh, dan indah.Sehingga saat menghadapi berbagai macam cuaca hidup, rumah tersebut tetap berdiri. Hal terpenting yang dilakukan oleh seseorang adalah meletakkan batu untuk dijadikan batu penjuru. Jika orang tidak mau menggunakan batu penjuru, bangunan yang hendak dibangun dapat dipastikan tidak sesuai dengan harapan pemiliknya. Penulis Kitab Petrus menggunakan gambaran ini untuk menjelaskan siapakah Yesus. Tuhan Yesus adalah batu penjuru yang diletakkan Allah di tengah umat-Nya. Batu yang seharusnya menjadi pijakan dan dasar bagi sebuah bangunan hidup. Sayangnya banyak orang yang justru menganggapnya sebagai batu sentuhan. Mereka merasa tersandung dengan kehadiran Yesus. Ketidaktaatan mereka akan Allah membuat mreka menyingkirkan batu ini jauh-jauh dari kehidupan mereka. Mereka yang mau menerima dan menjadikan Yesus sebagai batu penjuru disebut sebagai orang pilihan. Keterpilihan ini di satu sisi membawa berkat atas hidupnya, sedangkan di sisi lain membawa sebuah tanggung jawab, yaitu menjadi imamat rajani. Arti imamat rajani berasal dari kata imam, yaitu sebuah jabatan yang mengandung konsekuensi pelayanan kurban persembahan kepada Tuhan. Sedangkan rajani berasal dari kata raja, jabatan yang dipercayakan oleh Allah untuk memimpin, mengelola, dan mengarahkan kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan. Imamat rajani berarti sebuah tanggung jawab melayani Tuhan dengan segala talenta yang kita miliki untuk menyatakan perbuatan Allah kepada dunia. Kita diumpamakan sebagai batu-batu yang hidup, yang diletakkan untuk membangun bangunan rohani yang layak bagi Tuhan. Karena itu, menjadi penting untuk selalu melihat batu penjuru sebagai pijakan dan arah hidup kita. [AHH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |