Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/04/21 |
|
Selasa, 21 April 2015
|
|
Judul: Tanggung jawab dan iman Dua belas orang kepala dari masing-masing suku Israel telah mengerjakan tugas mereka dengan baik. Mereka meneliti kekuatan dan kelemahan bangsa-bangsa di Kanaan, baik secara militer, maupun kebudayaan, dan juga subur-gersangnya tanah perjanjian tersebut. Mereka pun memberi laporan kepada Musa yang mengutus mereka. Laporan mereka sahih karena disertai data yang akurat. Akan tetapi, masalah muncul karena penafsiran yang berbeda terhadap data-data itu. Sepuluh orang memberikan tafsiran yang negatif dengan data yang dipelintir. Data di ayat 28, mereka pelintirkan di ayat 32-33. Umat Israel tidak mungkin dapat menaklukkan tanah perjanjian tersebut karena mereka hanyalah bagaikan belalang di hadapan para raksasa. Sebaliknya Kaleb, juga Yosua (14:6), walau melihat data yang sama, memiliki iman untuk menyatakan bahwa Allah pasti memampukan mereka menaklukkan negeri itu sekuat dan sehebat apa pun para musuh. Sekarang ini banyak pelayanan yang dilakukan oleh gereja dan lembaga Kristen, yang memakai kriteria yang sangat ‘profesional’. Keberhasilannya diukur secara kuantitatif. Seringkali iman tidak mendapatkan tempat di dalam pelayanan tersebut. Alhasil pelayanan itu yang mulai dengan tujuan yang luhur dan mulia, di tengah jalan hanyalah bagaikan perusahaan yang beroritentasi profit, dan tidak lagi memuliakan Tuhan apalagi mencapai tujuan memanifestasikan kerajaan Allah di muka bumi ini. Tanpa iman, segala kerja dan tanggung jawab kerja kita hanya dengan kekuatan sendiri dan untuk menyenangkan manusia semata. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |