Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/04/22 |
|
Jumat, 22 April 2011
|
|
Judul: Karena beriman Salah satu dari kedua penjahat itu tetap berkeras hati hingga kesudahannya. Bahkan ia menghujat Yesus sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang lainnya (39). Meskipun sedang kesakitan dan berada dalam bayang-bayang maut, ia tetap saja tidak mau merendahkan diri. Namun hal sebaliknya terjadi pada penjahat yang bertobat. Tampaknya ia berprinsip, "Hidup karena percaya, bukan karena melihat". Hatinya dilembutkan pada saat-saat terakhirnya. Penjahat ini diselamatkan di detik-detik terakhir hidupnya, saat ia hampir jatuh ke dalam cengkeraman tangan Iblis. Dalam pengakuan dosanya (41), dia menyatakan pertobatan-Nya. Dan permintaannya selanjutnya memperlihatkan imannya terhadap Tuhan Yesus Kristus. Ia dengan rendah hati meminta agar Tuhan Yesus mengingatnya (42). Imannya mampu melihat Kristus datang sebagai Raja. Dari kisah pertobatan penjahat ini, kita dapat belajar bahwa segala perbuatan baik kita tidaklah menyelamatkan sama sekali. Keselamatan hanya diperoleh melalui beriman pada apa yang telah Tuhan Yesus kerjakan. Tidak ada kata terlambat untuk berbalik dan percaya kepada Allah. Bagi kita yang percaya, Ia berfirman bahwa "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (43). Kiranya prinsip "Hidup karena percaya, bukan karena melihat" senantiasa membahana di dalam roh kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |