Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/04/22 |
|
Sabtu, 22 April 2023 (Minggu ke-2 sesudah Paskah)
|
|
Di Indonesia kita mengenal cerita tentang Malin Kundang, anak durhaka yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Sekarang di dalam Kitab Ulangan, kita dapat menemukan perintah untuk menghukum anak yang membangkang dan tidak mau mendengarkan perkataan orang tuanya, bahkan setelah ia dihajar, dengan cara melemparinya dengan batu sampai mati (18-21). Memang menghukum anak hingga mati tampak kejam. Namun, hal itu dilakukan bukan dengan semena-mena. Hukuman ini baru boleh dijatuhkan ketika anak itu sudah membangkang berkali-kali, tidak mau menerima teguran apa pun, dan telah dibawa kepada para tua-tua kota. Maka, aturan ini dibuat bukan untuk mendukung pembunuhan atas nama hukuman dan disiplin, melainkan untuk menjaga supaya orang tua tidak berbuat sesuka hati terhadap anak-anak mereka. Tak hanya orang tua terhadap anak, ada juga aturan bagi seluruh umat terhadap orang yang dihukum mati. Tuhan memerintahkan bahwa orang yang dihukum mati harus segera diturunkan (22-23). Ia tidak boleh dibiarkan tergantung terus-menerus sehingga menjadi bahan olok-olok. Maka, melalui pemakaman yang selayaknya, keluarganya bisa mendapat ketenangan. Sekalipun terkesan kejam, aturan-aturan tadi mengajak kita untuk menghargai keberadaan orang lain, bahkan orang yang lebih muda dan orang yang bersalah sekalipun. Aturan-aturan ini bertujuan untuk menjaga kekudusan Tuhan, tanah-Nya, dan umat-Nya. Orang jahat harus dihapuskan dan tanah pemberian Tuhan tidak boleh dinajiskan. Namun, pada saat yang sama, sesama manusia harus dihargai dan keadilan tidak boleh dilupakan. Mari kita juga menjaga perilaku kita supaya kita selalu menghargai orang lain, baik yang usianya lebih tua atau muda, yang status sosialnya lebih tinggi atau rendah, maupun yang dikenal sebagai orang baik atau jahat. Dengan demikian, kita tetap menjaga diri kita kudus di dalam Tuhan. Sebagaimana Tuhan menyediakan kasih dan keadilan-Nya bagi semua orang, demikian juga kita. [KRS] Baca Gali Alkitab 8 Allah tidak mengizinkan dosa bertumbuh dalam diri manusia, apalagi jika dosa itu sampai menyebar dan menulari komunitas umat Tuhan. Sekalipun yang melakukannya adalah anak-anak, Tuhan tetap memberikan hukuman yang tegas. Anak yang degil/durhaka dan tidak mau bertobat akan diadili dan diberi hukuman yang berat, yaitu hukuman mati (Ul. 21:21). Begitu juga dengan orang yang dihukum mati. Mayatnya tidak boleh tergantung lebih dari sehari karena hal itu akan menajiskan tanah pusaka yang diberikan Tuhan (Ul. 21:23). Betapa ketatnya Allah menjaga kekudusan umat-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |