Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/04/24 |
|
Selasa, 24 April 2012
|
|
Judul: Hamba kebenaran atau hamba dosa? Jemaat Roma yang sudah percaya Yesus, seharusnya bukan lagi hamba dosa melainkan hamba kebenaran. Paulus tidak memberikan pilihan apakah tetap menjadi hamba dosa atau hamba kebenaran. (15-16). Paulus memberi penegasan bahwa orang yang sudah dimerdekakan dari dosa hanya ada satu pilihan, menghambakan diri pada Kristus sebagai hamba Kebenaran. Paulus mengingatkan mereka kehidupan lama ketika menjadi hamba dosa, penuh dengan kecemaran dan kedurhakaan (19a), tidak ada kebenaran (20), dan upahnya adalah kematian atau maut (21, 23a). Tidak ada keuntungan ketika hidup dalam dosa. Sebaliknya ketika mereka menjadi hamba kebenaran? Tuhan dapat memakai mereka untuk menghasilkan buah kekudusan dan buah hidup yang kekal (22-23b). Tetap tinggal dalam dosa, berarti menjadi hamba dosa. Berarti menyerahkan hidup kita diatur oleh keinginan daging (Gal. 5:19-21; 1Yoh. 2:16). Kenikmatan, kesenangan dan kemewahan duniawi memang kita dapatkan. Namun itu hanya berlaku di dunia ini. Berarti pula menyangkali kasih karunia yang Allah sudah nyatakan dalam hidup kita. Menjadi hamba kebenaran, jalan terjal siap kita hadapi namun ada kebenaran dan kedamaian yang kita peroleh di dunia serta hidup yang kekal bersama Yesus. Mana yang kita pilih? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |