Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/04/24 |
|
Rabu, 24 April 2019 (Minggu Paskah)
|
|
Perbedaan adalah indah jika kita melihatnya sebagai sebuah kesatuan yang saling melengkapi. Namun, jika dilihat dari sudut pandang negatif, perbedaan hanya akan menimbulkan petaka. Perbedaan menyebabkan timbulnya iri hati dan saling menyalahkan. Ujung yang tersisa hanyalah perpecahan. Hal ini terjadi dalam kehidupan jemaat di Korintus. Saat itu, mereka terdiri dari orang Yahudi dan Yunani. Muncul perbedaan pendapat di antara mereka mengenai hal penutup kepala pada perempuan saat beribadah. Golongan Yahudi mewajibkan seorang perempuan saleh wajib memakai penutup kepala. Sementara, jemaat dari golongan Yunani berpikiran sebaliknya (4-7). Ada perbedaan latar belakang budaya. Akibatnya, gereja mengalami keretakan. Melalui suratnya, Paulus hendak berbicara mengenai apa yang pantas dan tidak pantas dalam ibadah. Namun melampaui segala perkara itu, ia menekankan pentingnya masing-masing anggota menjalankan kewajiban masing-masing. Tujuannya supaya tercipta kesatuan dalam gereja. Sekalipun ada banyak perbedaan, Paulus meminta agar jemaat hidup saling menghormati, mengasihi dan menghargai. Perselisihan dan perpecahan tidak hanya terjadi pada zaman itu, namun juga saat ini. Mungkin perselisihan tersebut dipicu oleh adanya perbedaan budaya, latar belakang, gaya kepemimpinan ataupun lainnya. Firman Tuhan mengingatkan kita agar belajar menerima perbedaan. Keragaman bisa saja merupakan cara Tuhan untuk memperkaya kehidupan gereja. Kita tidak dapat menghilangkan perbedaan dan permasalahan yang timbul karenanya. Namun, kita bisa menjaga kesatuan gereja dengan belajar saling mengasihi dan menghormati segala perbedaan. Perbedaan tidak seharusnya memecah belah gereja. Sebaliknya, itu seharusnya semakin melengkapi dan mempercepat akselerasi pertumbuhan gereja. Doa: Tuhan, tolong kami untuk belajar mengasihi lebih sungguh saudara seiman kami dengan segala perbedaan yang ada. [STG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |