Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/04/25 |
|
Jumat, 25 April 2008
|
|
Judul: Waspadai jerat Waktu menghadapi suku Efraim yang sangat tersinggung karena merasa tidak dilibatkan sejak awal peperangan, Gideon dengan bijaksana meredakan kemarahan mereka (ayat 1-3). Namun saat mengalami kelelahan oleh karena mengejar musuh, Gideon lengah dengan pengendalian dirinya sehingga dikuasai oleh amarah. Ia bertindak kejam dan melakukan pembalasan dendam yang tidak pada tempatnya kepada mereka yang menolak membantu dia dalam mengalahkan musuh (ayat 4-9, 13-17). Setelah kemenangan besar, kerendahan hati Gideon sungguh nyata dengan menolak permintaan rakyat untuk menjadikan dia raja untuk memerintah atas mereka. Gideon menunjukkan pemahaman iman yang benar bahwa hanya Tuhanlah yang berhak dan layak menjadi RAJA atas umat-Nya, Israel (ayat 23). Namun ia lengah dengan keinginan menjadi orang dihormati. Harta rampasan yang begitu melimpah membuat hati Gideon ternggiurkan hatinya (ayat 24-26). Dari harta tersebut ia membuat efod. Efod adalah jubah imam yang bisa dipakai untuk mencari kehendak Tuhan (lih. Kel. 28:28-30). Gideon tidak memiliki hak untuk membuat apalagi memakainya. Akhirnya efod itu menjadi berhala yang menyimpangkan Israel dari Tuhan (ayat 27). Hidup anak Tuhan memang selalu melawan arus dunia yang mencari kenikmatan sementara dan penghormatan semu. Semua hal itu bisa menjadi jerat yang membawa kita jatuh dalam dosa. Hanya satu cara untuk menangkalnya, yakni fokuskan hidup kita pada Tuhan dan kehendak-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |