Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/04/28 |
|
Senin, 28 April 2014
|
|
Judul: Didiklah anakmu Kasus salah didik juga terlihat dalam keluarga Imam Eli, Ketidaktegasannya dalam mendisiplin anak-anaknya berujung pada penghukuman Tuhan bagi seluruh keluarga dan keturunannya. Imam Eli sendiri mendapat hukuman berat karena ia tidak mendidik anak-anaknya dengan tegas. Eli membiarkan anak-anaknya memandang rendah korban sembelihan umat kepada Tuhan (29). Apalagi, "Eli mengetahui dosa-dosa mereka itu, tetapi mereka tidak dimarahinya" (1Sam. 3:13). Sikap lemah seperti itu membuat Hofni dan Pinehas tidak bisa lagi dikendalikan sehingga mereka menjadi anak-anak yang tidak mengindahkan Tuhan (1Sam. 2:12). Sebenarnya Imam Eli tidak dapat lagi disebut melayani Tuhan. Ia disebut tamak (29a). Dalam dosa keserakahan itu, wajarlah jika ia lebih menghormati anak-anaknya dari pada menghormati Tuhan. Dosa inilah yang menyebabkan Tuhan membatalkan janji-Nya sehingga keluarga Eli tidak dapat lagi melayani Tuhan (30). Tuhan mengutuk keluarga itu turun-temurun sehingga tidak berumur panjang (31). Jika ada yang hidup sekalipun, maka ia akan mengemis untuk menjabat sebagai imam, demi perutnya yang lapar (36). Sungguh tragis. Benarlah apa yang dinyatakan oleh penulis Amsal, "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu" (Ams. 29:17). Ingatlah bahwa Tuhan memberi otoritas kepada orangtua untuk mendidik anak dengan penuh kasih, dan dengan tujuan agar hidupnya memuliakan Tuhan. Maka gagal mendisiplin anak berarti lalai dalam mengasihi mereka. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |