Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/04/30 |
|
Selasa, 30 April 2024 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Alkitab tidak hanya mengisahkan keberhasilan seorang tokoh, melainkan juga kegagalannya. Menjelang akhir hidup Nuh, ia mengalami satu periode hidup yang tragis. Ia menjadi petani anggur yang pernah dimabukkan oleh hasil panennya (20-21). Dalam periode itu pula, anaknya, Ham, melihat aurat Nuh dan menceritakannya kepada saudaranya (22). Sikap Ham ini tidak tepat, bertolak belakang dengan sikap Sem dan Yafet yang menutupi aurat ayah mereka (23). Akhirnya, Ham dan keturunannya diberi kutukan oleh Nuh (25-27). Akhir kisah Nuh ini menegaskan kebenaran bahwa semua manusia membuahkan kejahatan (lih. Kej.8:21). Nuh memang diselamatkan dari air bah, tetapi bukan berarti ia sudah menjadi kudus. Hidupnya masih dikelilingi kelemahan diri dan perangkap ketidak-kudusan. Sebagai orang percaya, kita harus wawas diri. Tak ada manusia yang kebal terhadap godaan dosa. Semua orang bisa jatuh ke dalam dosa. Bahkan, berkat dapat berganti menjadi kutukan karena kecenderungan hati manusia yang jahat. Kerohanian kita jika tidak dijaga bisa merosot. Pada masa awal pertobatan, kita bisa mengejar keserupaan dengan Kristus secara menggebu-gebu: aktif membaca Alkitab, berdoa, mengikuti persekutuan, bersedih atas kesalahan, dan melayani bagi Tuhan. Namun, sekali saja dosa dibiarkan, kelengahan itu akan menggerus kerohanian kita hingga akhirnya kita melakukan kesalahan yang bisa membuat kita malu di hadapan Tuhan dan orang lain. Di tengah kegagalan Nuh, ada kabar baik. Kisah itu ditempatkan setelah perjanjian Allah yang kekal dengan Nuh dan segala makhluk hidup (Kej. 9:8-17). Ini menandakan bahwa terjadinya kejatuhan orang benar tidak menghentikan Allah untuk meneruskan berkat-Nya. Allah tentu saja menghukum manusia berdosa karena keadilan-Nya. Namun, ia akan mengampuni setiap orang yang tersadar dan bertobat dari kesalahannya. Kiranya kita terus mempertahankan kerohanian sehingga kita dapat berkata: " ... meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari" (2Kor. 4:16). [JMH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |