Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/05/03 |
|
Selasa, 3 Mei 2011
|
|
Judul: Menanti Karya Allah Nuh dan keluarganya sudah terombang-ambing di dalam bahtera selama seratus lima puluh hari (3). Tanpa peralatan navigasi dan tanpa seorang pun yang memiliki keahlian berlayar di dalam bahtera itu. Sungguh Allah menyertai mereka. Meski selamat dari air bah, tetapi mereka belum kembali ke kehidupan mereka semula. Lalu Tuhan menghentikan hujan serta menyurutkan air bah hingga bahtera itu kandas di pegunungan Ararat. Puncak-puncak gunung pun mulai terlihat (1-5). Meski demikian mereka masih harus menunggu sampai Tuhan membebaskan mereka. Namun Nuh tidak tinggal diam. Ia ingin mengetahui perkembangan situasi di luar bahtera. Untuk itu ia melepaskan seekor burung gagak (7), lalu burung merpati (8-9). Namun belum ada tanda-tanda bahwa air telah surut. Nuh masih harus menunggu (10-12) sampai ada tanda bahwa bumi telah kering. Dan terbukti kemudian bahwa burung merpati yang dilepaskan oleh Nuh tidak kembali lagi ke dalam bahtera (11-12). Walau demikian Nuh tidak serta merta keluar dari bahtera. Ia masih harus menantikan perintah Allah untuk meninggalkan bahtera itu. Penantian Nuh di dalam bahtera dan kesabarannya menunggu Allah membebaskan dia beserta keluarganya, menjadi teladan penting bagi kita. Tidak banyak orang yang bersedia menunggu Allah menyatakan karya-Nya dan tidak banyak orang yang mau berdiam saat Allah memproses mereka. Kebanyakan orang menginginkan doanya cepat terjawab, tanpa merasa perlu tahu bahwa Allah punya maksud membentuk pribadi dalam proses penantian jawaban doa. Ada juga aktivis gereja yang ingin cepat mahir membawakan renungan dengan mempelajari tekhniknya, tetapi tidak mau sediakan waktu untuk menelaah Alkitab secara saksama, melalui metode Baca Gali Alkitab, misalnya. Padahal Alkitablah pokok khotbahnya. Anda sedang mengharapkan Allah menantikan karya-Nya di dalam hidup Anda? Nantikanlah dengan penuh ketekunan di dalam doa. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |