Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/05/03 |
|
Kamis, 3 Mei 2012
|
|
Judul: Kedaulatan dan kemurahan Allah Keberatan kedua, jika segala sesuatu berjalan sesuai dengan ketetapan Allah, mengapa manusia dipersalahkan atas perbuatan dosa mereka? Bukankah itu sesuai kehendak-Nya? Menjawab ini, Paulus menunjukkan bahwa Allah sebagai Pencipta berhak untuk memilih siapa pun yang Dia kehendaki. Manusia tidak memiliki kapasitas atau hak untuk mempertanyakan kebijaksanaan Tuhan. Di dalam bijaksana-Nya, Tuhan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Entah kepada orang-orang durhaka ataukah orang-orang pilihan, Entah melalui murka ataukah melalui kesabaran. Allah selalu bertindak demi tujuan agar kuasa dan kemuliaan-Nya menjadi nyata. Ketika Allah memilih Israel dan bukan bangsa yang lain, bukan berarti Dia sedang tidak berlaku adil, melainkan karena Allah mempunyai maksud dan tujuan untuk bangsa Israel maupun bangsa-bangsa lain. Sebab jika Allah semata-mata hanya ingin menunjukkan keadilan-Nya, maka jangankan bangsa-bangsa lain, Israel pun akan lenyap tak bersisa bagaikan Sodom dan Gomora. Demikianlah, Allah telah memilih kita berdasarkan kedaulatan serta kemurahan-Nya. Kita tidak patut mempertanyakan kebijaksanaan Allah tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah bersyukur dan memuliakan Dia atas kasih karunia-Nya yang telah memilih untuk menyelamatkan kita. Di samping itu, kita pun harus berdoa untuk orang-orang di sekitar kita agar mereka pun boleh menerima anugerah keselamatan itu. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |