Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/05/03 |
|
Selasa, 3 Mei 2016 (Minggu Paskah ke-6)
|
|
Di masa itu ada nabi atau pemimpi yang mampu melakukan suatu tanda dan mukjizat yang sungguh terjadi di Israel (1). Dengan tindakan spektakuler yang mereka adakan, mereka mengajak umat Israel mengikuti dan beribadah kepada allah-allah lain (2). Tetapi siapapun mereka, baik dari kalangan pemimpin umat atau anggota keluarga sendiri seperti saudara laki-laki, dari orangtua yang sama; anak sendiri baik laki-laki atau perempuan, isteri atau sahabat karib, atau orang-orang dursila yang mengajak seluruh penduduk untuk beribadah kepada allah bangsa lain harus dihukum mati (5-10, 12-17). Israel diingatkan bahwa orang yang menyesatkan ini dapat saja membujuk dengan diam-diam. Israel harus tegas. Tindakan yang dilarang agar tidak terpengaruh penyesat itu adalah mendengarkan perkataannya, mengalah, merasa sayang, mengasihani bahkan menutupi kesalahannya. Bila tuduhan penyesatan itu didengar dari sumber lain, maka harus diadakan pemeriksaan, penelitian, dan mengajukan pertanyaan dengan cermat. Bila penyesat itu hanya seorang, maka harus dihukum mati dengan dirajam batu. Bila satu kota terkontaminasi, maka bunuh dan tumpaslah satu kota itu beserta dengan segala jarahannya (2-5, 6, 8-10, 13-17). TUHAN ingin agar umat-Nya sungguh-sungguh mengasihi-Nya. Ia "membiarkan" bujukan penyesat itu datang untuk mencoba dan membuktikan kasih umat terhadap-Nya (3). Seharusnya hanya TUHAN yang diikuti perintah-Nya (4). Hukuman mati atas penyesat menjadi pelajaran bagi orang Israel agar tidak mengulangi tindakan yang sama dan kejahatan di hadapan TUHAN (11). Dengan menjatuhkan hukuman atas penyesat itu, murka TUHAN dapat disurutkan (17). TUHAN ingin agar umat-Nya hanya mendengarkan Dia saja dan melakukan apa yang benar di mata-Nya (18) Banyak pelanggaran yang kita lakukan disebabkan oleh pilihan sendiri. Kita lebih memilih godaan duniawi daripada hidup takut akan Tuhan. Karena itu, hukuman dipakai Tuhan sebagai cara pendisiplinan rohani. Jaga hati dan telinga, hindari penyesat. [TNT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |