Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/05/04 |
|
Minggu, 4 Mei 2014
|
|
Judul: Mengandalkan keadilan Tuhan Mazmur ini juga memuat kutuk untuk musuh umat (5-8). Sepanjang sejarah Israel, bahkan sejak berdirinya sebagai sebuah bangsa, mereka telah mengalami berbagai penderitaan karena ulah bangsa-bangsa lain. Frasa "...sejak masa mudaku..." sepertinya menunjuk pada masa Israel di Mesir dalam keadaan diperbudak (bdk. Hos. 11:1). Penderitaan mereka digambarkan dengan ungkapan ‘pembajak membajak di atas punggung mereka’ (3). Gambaran yang mengerikan ini mungkin bisa dibayangkan sebagai cambuk pengerah yang melukai punggung para budak (Kel. 5:14). Namun, penderitaan yang dialami Israel tidak membuat mereka menjadi hancur karena Allah yang mereka percayai ialah Allah yang adil dan berdaulat. Dalam konteks keadilan Allah ini, baris-baris kutuk dilontarkan. Tidak terlihat dendam maupun rencana pembalasan pribadi. Yang ada ialah agar keadilan Allah ditegakkan dan musuh menerima ganjaran setimpal, sesuai ‘kutuk’ yang ada di janji kepada Abraham (Kej. 12:3). Bolehkah kita mengutuk musuh-musuh Allah? Yesus mengajar kita untuk berdoa bagi orang yang menganiaya kita dalam kasih Ilahi. Apakah keduanya bertentangan? Tidak! Bukankah Ia sudah menerima kutuk dosa agar kita, yang harusnya terkutuk, justru menerima berkat pengampunan dan pemulihan? Kalau begitu kita bisa mengampuni musuh-musuh Tuhan tanpa menyalahi keadilan Allah. Di kayu salib, Kristus berkata, "Ya Bapa ampunilah mereka..." (Luk. 23:24). Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |