Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/05/04 |
|
Senin, 4 Mei 2015
|
|
Judul: Berdaulat atas umat Dalam kerangka berpikir seorang politeis, Balak mengajak Bileam berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Karena menyangka bahwa Allah yang ada di Kiryat-Huzot (22:41) lebih berpihak kepada Israel, Balak membawa Bileam ke gunung Pisga (23:14) dan kemudian ke gunung Peor (23:28), dengan harapan bahwa Allah yang ada di gunung-gunung itu bisa berpihak kepada dirinya. Namun, apa yang terjadi? Bileam malah menekankan tentang ketidakmungkinan mengutuki bangsa yang diberkati Allah (23:8). Balak mungkin terbiasa menyuap allah-allahnya, tetapi Allah Israel bukanlah allah yang bisa dimanipulasi dengan berbagai persembahan yang istimewa. Ia adalah Allah yang menepati janji-Nya (23:19). Jika Ia telah berjanji untuk memberkati Israel maka Ia akan menepatinya. Dan jika Allah telah memerintahkan Bileam untuk memberkati bangsa Israel maka Bileam sendiri tidak dapat membatalkannya (23:20). Upaya menghancurkan Israel berarti upaya melawan Allahnya (23:22-23). Upaya yang akan berakhir dengan kesia-siaan. Betapa besar kedaulatan Allah atas umat-Nya. Karena Ia berdaulat, tak seorang pun dapat menentang Dia atau meniadakan rancangan dan janji-janji-Nya bagi umat-Nya. Maka respons kita, sebagai umat yang mengimani kedaulatan-Nya, adalah tunduk di bawah kaki-Nya. Jangan menjadi tuan yang mengatur dan menyuruh-nyuruh Dia. Jangan juga menyuap dan memanipulasi Dia untuk melakukan apa yang kita inginkan. Hormati Dia dan tunduklah dengan ketaatan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |