Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/04 |
|
Senin, 4 Mei 2020 (Minggu ke-3 sesudah Paskah)
|
|
Salah satu praktik rohani yang mungkin klise adalah bersyukur. Tidak jarang rasa syukur kita hanya dilandaskan pada jawaban doa atau jalan keluar dari Tuhan. Pertanyaannya, apa wujud nyata dari ucapan syukur yang ditampilkan dalam Alkitab dan kaitannya dengan tindakan penyembahan? Melalui nas ini Tuhan mengonfirmasi niat-Nya untuk menggenapi janji. Salah satunya adalah pemberian tanah. Dua kali Tuhan menyebutkan janji-Nya untuk memberi negeri Kanaan (2, 18). Karena Israel pernah jatuh dalam dosa, Allah memberikan ketentuan dalam hal memberikan persembahan syukur. Walaupun umat Israel memberikan persembahan kepada Allah, namun hal itu bukan karena kehebatan mereka, melainkan disebabkan oleh kebaikan Tuhan. Rasa syukur itu adalah respons umat yang rindu menyembah Allah. Di sini rasa syukur mewajibkan mereka memberikan yang terbaik dari diri atau rumah tangganya, apakah itu dalam bentuk tepung, minyak, anggur, lembu sapi, kambing, atau domba jantan yang terbaik. Semua hasil bumi itu menjadi persembahan syukur yang "baunya menyenangkan bagi Tuhan" (3-14). Inilah ekspresi dan respons rasa syukur sejati. Melalui perintah itu, Allah melatih umat-Nya untuk menyatakan syukur dalam wujud yang konkret dan terbaik, bukan sekadar ucapan di bibir. Tuhan sama sekali tidak menginginkan bayaran. Ia menghendaki agar melalui persembahan ini umat menjalin relasi dengan diri-Nya dengan sikap rendah hati. Sikap yang rendah hati dan tulus inilah yang disebut penyembahan sejati. Jika kita sungguh-sungguh menghargai kebaikan, kesetiaan, dan anugerah Allah, kita perlu terus memeriksa kedisiplinan kita dalam hal bersyukur. Apakah ucapan syukur kita masih pada tahap klise, atau sudah menjadi syukur yang berwujud? Biarlah ucapan syukur kita mengeluarkan sesuatu yang terbaik dari diri kita, tanpa membuat kita merasa berjasa kepada Tuhan. Jadi, setiap orang percaya perlu bersyukur dengan semestinya dan mengasihi dengan setulus hati. [BDL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |