Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/05/08 |
|
Rabu, 8 Mei 2019 (Minggu ke-2 sesudah Paskah)
|
|
Rutinitas berasal dari kata rutin, yang berarti prosedur teratur dan tidak berubah-ubah. Kita pasti mengalaminya karena melakukan kegiatan berulang- ulang, seperti bangun tidur, mandi, belajar, atau bekerja. Lalu bagaimana dengan beribadah? Mungkin kita juga menganggapnya sebagai rutinitas biasa. Akhirnya, kita berkesimpulan bahwa yang penting beribadah dan melayani. Hingga pada satu titik, kita pun mengalami kejenuhan. Kalau sudah begitu, kita telah terperangkap dalam kebiasaan dan kehampaan rutinitas. Allah memerintahkan Israel untuk mengadakan kebaktian dan perayaan bagi-Nya. Misalnya, hari raya roti tidak beragi, hari raya menuai, dan hari raya pengumpulan hasil. Dari semua perayaan itu, Allah tidak mengharapkan hal tersebut menjadi rutinitas semata. Allah menginginkan agar bangsa Israel mengingat pengorbanan yang telah dilakukan-Nya untuk mereka. Tujuh hari lamanya mereka harus makan roti tidak beragi untuk memperingati bagaimana Allah menyertai bangsa Israel keluar dari Mesir. Mereka harus menghadap ke Bait Allah tiga kali setahun dengan membawa persembahan terbaik. Ini untuk mengingatkan bahwa Allah adalah pemelihara kehidupan mereka. Mari kita introspeksi. Apakah beribadah kepada Allah sekadar rutinitas atau kita memiliki kesungguhan hati datang kepada-Nya? Apakah kita tenggelam dalam lautan liturgi ibadah dan sudah melupakan maknanya? Allah telah mengaruniakan Anak tunggal-Nya untuk menebus dosa dunia. Kita berharga di mata-Nya. Kita patut mensyukuri itu. Salah satu sarana untuk mengungkapkan rasa terima kasih kita adalah lewat ibadah. Oleh karena itu, ibadah harus kita jalani dengan sikap hati yang benar. Kita datang kepada-Nya bukan sekadar memenuhi rutinitas. Ucapan syukurlah yang menjadi motor utama aktivitas ibadah kita. Doa: Tuhan, ajar kami untuk memiliki sikap yang benar ketika datang menyembah-Mu, mengingat anugerah keselamatan dari-Mu, dan pengorbanan yang telah Engkau lakukan. [SM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |