Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/05/08 |
|
Sabtu, 8 Mei 2021 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Kumandang kidung ziarah dalam Mazmur 133 ini memang indah. Keindahannya tampak dari isinya yang berupa pujian tentang persaudaraan sejati. Patut dibayangkan ketika kidung ini menjadi nyanyian komunal oleh para peziarah, mereka belum tentu saling mengenal. Meski demikian, mereka bersatu dan berlaku sebagai saudara dalam peziarahan bersama, mendaki bukit Sion. Bukit Sion telah menyatukan para peziarah. Mengingat bukit itu diyakini sebagai kediaman Tuhan, puncak bukit Hermon itu pantas disebut sebagai gunung suci, yang hanya bisa didaki dalam semangat rukun satu sama lain. Artinya, hanya orang-orang yang memiliki kasih persaudaraan yang sejati mendapat perkenan tinggal dalam kemuliaan Tuhan. Kesucian kasih yang murni dilukiskan bagaikan minyak yang meleleh ke janggut dan leher jubah Harun (2). Di sini pemazmur sengaja mengarahkan imajinasi para peziarah kepada minyak urapan, yang dikhususkan dalam ritual penahbisan imam; minyak yang tidak boleh digunakan secara sembarangan karena kadar kesuciannya. Minyak urapan dapat diindra lewat baunya yang harum semerbak. Begitulah kasih murni yang dilukiskan pemazmur itu memiliki kesucian yang wangi. Pemazmur juga menggambarkan kasih persaudaraan bagaikan embun gunung Hermon (3). Gunung yang puncaknya bersalju ini sangat dihormati karena menjadi sumber mata air bagi banyak sungai, yang aliran airnya menghidupi banyak orang. Begitulah gambaran persaudaraan sejati yang mendatangkan berkat kehidupan bagi semua orang. Makin jelaslah tujuan ziarah sebagai salah satu cara beribadah kepada Tuhan. Bukan untuk meninggikan diri sendiri, tetapi untuk mempersatukan para peziarah dalam kidung ziarah yang berkenan di hadapan Tuhan, yaitu kidung yang mengumandangkan kasih persaudaraan yang suci. Segenap umat berpadu memohon supaya Tuhan memerintahkan berkat, serta menganugerahkan kehidupan kepada semua makhluk untuk selama-lamanya. [SZR] Baca Gali Alkitab 2 Apa yang kita rasakan ketika berjalan ke gereja atau ketika akan beribadah online? Barangkali ada rasa kantuk, tetapi kita sadar bahwa kita hendak berjumpa dengan Tuhan. Kita diingatkan akan kebaikan Tuhan di masa lalu. Bersama dengan saudara-saudara seiman, kita menyanyikan pujian bagi-Nya. Itulah sebabnya kita sanggup melawan rasa kantuk dan bersemangat kembali. Demikianlah yang dirasakan pemazmur di dalam nyanyian ziarah. Para peziarah harus menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, mendaki bukit Sion, sampai tiba di Bait Allah. Namun, di sepanjang perjalanan mereka mengungkapkan tekad yang kuat untuk memuji Tuhan, Allah mereka yang setia. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |