Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/09 |
|
Jumat, 9 Mei 2008
|
|
Judul: Keyakinan yang teguh Semangat serta keyakinan Paulus juga terlihat ketika ia meneguhkan Timotius yang sedang berada di Efesus untuk memimpin jemaat di sana (ayat 2). Mungkin ada sebagian orang yang tidak merasakan keistimewaannya, karena ia juga menuliskan hal yang sama dalam banyak suratnya (misalnya: 1 Tim. 1:1-2; 1 Tes. 1:1; 2 Tes. 1:1-2, dll). Namun kita perlu memahami kondisi Paulus saat menulis surat ini. Ia sedang di penjara Roma dan barangkali akan segera menghadapi hukuman mati. Maka kita akan melihat bahwa ucapan Paulus menunjukkan kualitas imannya. Bagaimana mungkin ia tetap bangga menyebut diri sebagai rasul Kristus padahal justru karena Kristuslah ia dipenjara? Bagaimana mungkin ia meyakini bahwa ia adalah utusan untuk memberitakan tentang hidup jika justru sebentar lagi ia akan berhadapan dengan para algojo Romawi yang akan mengambil nyawanya? Bagaimana mungkin ia memotivasi Timotius dan mengatakan bahwa "kasih karunia Allah menyertai engkau" jika dia sendiri sedang terbelenggu di penjara? Penderitaan yang dialami Paulus oleh karena Kristus tidak membuat ia merasa perlu dikasihani. Itu disebabkan oleh keyakinan akan jati dirinya sebagai rasul Kristus dan bapak rohani Timotius. Pernahkah kita menghadapi penderitaan atau kesusahan karena Kristus? Bagaimana perasaan atau sikap kita saat itu? Ingatlah bahwa keteguhan iman bukan hanya dilihat pada waktu sukacita, tetapi justru pada waktu kita dalam kesusahan karena Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |