Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/05/09 |
|
Sabtu, 9 Mei 2009
|
|
Judul: Dididik untuk taat Jangan salah sangka. Kita selamat bukan oleh ketaatan. Alki-tab menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah tanpa syarat. Persyaratan yang Allah tuntut sudah dibayar oleh ketaatan hidup dan kematian Kristus. Maka perolehan kesela-matan tidak melibatkan andil apa pun di pihak kita. Kita hanya memercayai janji dan undangan Injil serta memercayakan hidup kepada Yesus, dan kita selamat. Bukan saja akibat ketidaktaatan Adam yang diubah oleh ketaatan Yesus yang menghasilkan keselamatan kita. Ketaatan Yesus pun menghasilkan dalam orang percaya kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan. Lalu apakah ketaatan sesudah kita diselamatkan harus kita perjuangkan sendiri atau sepenuhnya hasil anugerah Allah? Dan bagaimana kita mengalami ketaatan itu bila nyata-nyata pengaruh dosa masih se-ring mendorong kita untuk tidak taat? Unsur apa saja yang men-dukung terwujudnya ketaatan dalam hidup kita? Kita patut bersyukur akan janji firman ini. Ketaatan bukan hasil perjuangan kekuatan manusiawi kita. Bukan hasil resolusi akhir tahun, bukan dengan jalan memompa kehendak, tidak juga karena berbagai teknik pemotivasian diri. "Allahlah yang mengerjakan ... baik kemauan maupun pekerjaan" (ayat 13). Roh Allah tinggal di dalam orang yang menjadi milik Kristus (Rm. 8:14-17). Ia bekerja menciptakan hasrat baru di dalam kita, yaitu hasrat menaati Allah. Tidak hanya sampai di hasrat, tetapi Ia bekerja sampai hasrat itu terwujud dalam tindakan ketaatan kita sehari-hari. Maka tindakan ketaatan kita sekadar mengikuti dorongan dan karya Roh di dalam kita. Prinsip ini melibatkan proses pendidikan dari Allah yang kita alami sebagai perjuangan berat. Pendidikan untuk taat akan melibatkan sikap takut dan gentar. Melibatkan kesediaan untuk mengganti tolok ukur duniawi dengan pertimbangan alkitabiah. Akan juga melibatkan latihan untuk tidak bersungut dalam berelasi. Namun bila kita jalani karya dan daya Roh dalam kita, perlahan tapi pasti kita akan memancarkan keajaiban anugerah-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |