Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/05/10 |
|
Jumat, 10 Mei 2013
|
|
Judul: Perjamuan Tuhan bagi sesama Sejak semula, perjamuan dalam jemaat Kristen ditandai dengan berbagi makanan dan minuman. Namun di jemaat Korintus sudah bergeser. Kebiasaan perjamuan makan bersama sebelum perjamuan kudus berubah menjadi menikmati makanannya sendiri (17-22). Yang miskin pun semakin tersingkir. Padahal, perjamuan kudus merupakan jalan untuk mengingat dan memberitakan solidaritas Kristus melalui kematian-Nya bagi keselamatan dunia (23-26). Yesus menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Yesus mati supaya kita hidup. Pengakuan akan tubuh dan darah Kristus ditandai dengan sikap menghormati perjamuan kudus. Makan pada Perjamuan kudus tanpa mengakui tubuh dan darah Kristus sama dengan mengundang hukuman bagi diri sendiri (27-34). Sesungguhnya, tidak ada perjamuan tanpa kebersamaan. Makan sendiri dalam sebuah acara perjamuan bersama hanya mendatangkan keburukan bahkan perpecahan dalam komunitas. Orang yang sedang lapar dan tidak punya makanan akan merasa minder dan tersisih apabila orang yang berpunya tidak berbagi makanan. Tuhan Yesus Kristus membagi kasih dan kemuliaan-Nya kepada dunia ini, dan Ia tidak pernah kekurangan kasih dan kemuliaan-Nya. Ketika kita berbagi dengan sesama, hal itu tidak akan membuat kita berkekurangan. Sebab itu, buanglah keegoisan, kepentingan diri, dan kepuasan diri dalam perjamuan kudus atau perjamuan kasih. Wujudkanlah kasih Kristus! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |