Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/05/11 |
|
Kamis, 11 Mei 2006
|
|
Judul: Kenajisan melambangkan dosa Imamat 13-14 menjelaskan peraturan bagi umat Israel untuk hidup kudus selama mereka mengembara di padang gurun. Hidup umat Israel harus memancarkan kekudusan sebagai hasil hubungan akrab dengan Allah. Allah ingin umat-Nya kudus karena Dia kudus (Im. 11:45, 19:2, 20:26). Kekudusan bersumber dari menjaga hati kudus menyebar ke seluruh hidup yang kudus di hadapan Allah. Peraturan hidup kudus dimulai dengan ketahiran diri dari penyakit yang disebut kusta. Penyakit ini tidak sama dengan kusta yang kita kenal sekarang (kusta jenis Hansen). Penyakit kusta dalam nas ini lebih mengarah pada penyakit kulit. Apa yang membedakan penyakit kulit biasa dari penyakit kusta? Jika penyakit itu mengenai kulit saja dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain, maka itu bukan kusta (13:2-8). Sebaliknya, kalau penyakit itu masuk dalam daging (ayat 3-4, 20, 25) dan merusak jaringannya dengan menumbuhkan daging liar (ayat 10, 14-15), itu adalah penyakit kusta. Orang Israel dengan tanda mencurigakan pada kulitnya, seperti timbul luka atau bengkak, harus melapor kepada imam untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini menandakan bahwa kepedulian Tuhan bukan semata-mata pada tubuhnya. Ini bukan sekadar masalah kebersihan kulit. Penyakit kusta yang merusak jaringan daging dan menyebar ke seluruh tubuh melambangkan dosa yang merusak inti kehidupan dan menyebar ke seluruh aspek kehidupan. Itu sebabnya, seseorang yang terkena kusta menjadi najis dan memerlukan pertolongan yang lebih daripada pertolongan medis. Syukur kepada Tuhan. Di dalam Kristus, batin kita terus-menerus dikuduskan. Pengudusan Kristus mentahirkan kenajisan dosa. Kita harus mengusahakan agar kekudusan batin itu mengalir ke luar, dan mewujud nyata dalam kekudusan di semua aspek hidup kita. Renungkanlah: Apa yang keluar dari hati yang dikuduskan Kristus? Pemikiran, perkataan, dan perbuatan kudus yang memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |