Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/05/11 |
|
Selasa, 11 Mei 2010
|
|
Judul: Kebesaran Tuhan dan penderitaanku Adalah menarik ketika di ayat 13-23 tiba-tiba pemazmur mengubah konteks pergumulannya dari pribadi menjadi bangsanya. Mungkin pemazmur adalah seorang raja atau anggota keluarga kerajaan sehingga kehidupan pribadinya terkait erat dengan kehidupan bangsanya. Melalui kehidupan bangsanya, pemazmur meningkatkan intensitas seruannya kepada Tuhan. Ia juga memandang melampui masanya hingga jauh ke depan. Pemazmur tidak berseru demi kenyamanan dirinya sendiri, tetapi ia berseru agar nama Tuhan dan kemuliaan Tuhanlah yang menjadi besar di hadapan segala bangsa dan generasi-generasi yang akan datang. Ayat 25-29 membentuk klimaks dari mazmur ini dengan sebuah pernyataan iman. Melampaui segala kesulitan yang tengah dia alami, pemazmur berseru agar Tuhan memberikan kelegaan kepada dia (25). Pemazmur dapat melihat dengan imannya bahwa segala yang ada, ada karena Tuhan dan Tuhanlah yang menopang segala sesuatu. Pada akhirnya apa pun yang akan pemazmur maupun bangsanya alami, niscaya campur tangan dan pemeliharaan Tuhan ada di dalamnya. Tuhanlah yang akan menjaga mereka. Walau tidak melihatnya, pemazmur mengimani pemeliharaan Tuhan atas anak cucunya. Ketika Anda menghadapi kesulitan besar dalam hidup Anda, apa yang menjadi seruan Anda kepada Tuhan?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |