Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/12 |
|
Selasa, 12 Mei 2020 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)
|
|
Semua orang percaya tahu siapa Musa dan Harun, dan bagaimana Tuhan memilih mereka menjadi hamba-Nya yang menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Kenyataannya, Musa dan Harun tidak diizinkan Allah masuk ke Tanah Perjanjian. Mengapa? Sebab, keduanya telah melakukan kesalahan di mata Tuhan. Ada dua kesalahan yang dilakukan Musa. Pertama, Musa berkata dengan angkuh kepada bangsa Israel dengan memakai kata "kami", bukan Tuhan (10). Hal ini menunjukkan seakan-akan Musa dan Harun memiliki kuasa untuk mengeluarkan air dari bukit batu tersebut. Di sini, mereka membelokkan pusat perhatian bangsa Israel dari Allah kepada mereka berdua. Kedua, Musa tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan (9). Kekesalan dan kemarahan Musa menyebabkan ia kehilangan kendali atas dirinya. Ia lupa bahwa firman Allah tidak bisa dilanggar. Dalam firman Allah terdapat integritas dan kesucian-Nya. Tidak mematuhi perintah Allah berarti tidak percaya kepada-Nya. Karena itu, Tuhan menganggap tindakan Musa telah menodai kekudusan-Nya (12). Di samping itu, Tuhan juga menghukum Harun. Dalam pandangan Tuhan kesalahan Harun sama dengan Musa. Harun seharusnya menasihati Musa untuk berhati-hati dalam bertindak, walaupun mereka harus menghadapi kedegilan bangsa Israel yang sudah melampaui batas. Namun, Harun hanya diam saja. Secara tidak langsung ia setuju dengan tindakan Musa. Kita melihat bahwa Musa yang disebut sebagai orang yang berhati lembut pun bisa jatuh pada kesalahan yang kelihatannya sepele. Dan, konsekuensi yang harus ditanggungnya pun tidak ringan. Di sini kita melihat bahwa Tuhan tidak pernah main-main dengan perkataan dan kekudusan-Nya. Marilah kita belajar taat dan percaya pada perintah dan janji Tuhan. Ketaatan dan ketekunan dalam menghayati firman Tuhan sangat diperlukan di dalam hidup kita. Mari kita hadapi masalah dengan mengikuti firman Tuhan yang membebaskan umat-Nya. [SDL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |