Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/05/16 |
|
Sabtu, 16 Mei 2009
|
|
Judul: Dosa sebagai masa lalu Jika dilihat dari sudut pandang Allah, kita semua memiliki masa lalu yang teramat pekat. Namun Anda akan segera memprotes. Bagaimana dengan orang yang tak pernah berbuat dosa seperti yang dilakukan orang yang perilakunya biadab mirip binatang? Mereka baik, sopan, rajin beribadah, tekun beramal, tidak mencuri, tidak menipu, tidak memperkosa. Tidakkah hidup demikian relatif baik, indah dan dapat menjadi teladan? Sayang kita terjebak penilaian dunia ini. Menurut penilaian Alkitab, dosa seperti kikir atau memfitnah saja bisa membuat orang tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah. Semua orang sudah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Maka termasuk masa lalu terpuji seperti sikap fanatik Paulus pun, dalam penilaian baru Paulus tidak lebih seumpama sampah (harfiah: kotoran binatang -- Flp. 3:8b). Masa lalu yang terpuji di mata manusia sekali pun telah cemar oleh egoisme, kesombongan, pembenaran diri. Itulah maksud firman yang mengatakan bahwa yang lama sudah berlalu, yang baru sudah terbit (ayat 2Kor. 5:17). Sebab itu kita tidak lagi menilai sesama orang beriman menurut kenyataan masa lalunya (entah baik atau tidak), tetapi dari fakta yang Kristus sudah perhitungkan kepada dia (ayat 2Kor. 5:16). Seluruh hidup kita adalah milik Kristus. Kristus sudah menebus kita menjadi milik-Nya selamanya. Seluruh segi diri kita, roh, jiwa, tubuh; seluruh ruang dalam diri kita; seluruhnya, sepenuhnya dicintai-Nya dan ingin diisi oleh-Nya saja. Oleh karena karya Roh Kudus di dalam hati kita, kita merespons kasih Kristus. Kita memberi diri diampuni, diselamatkan, disucikan, dikuduskan, dibenarkan-Nya. Akibatnya dosa dan kehidupan lalu sudah berlalu. Dosa bukan lagi kodrat orang milik Kristus. Dosa adalah cerita lama, lembaran lama. Kini kita dipandang sebagai orang baru, dan sedang terus menerus diperbarui-Nya. Maka mengapa berdosa lagi? Bila dosa bukan sifat kita lagi, ia tidak harus menjadi realitas kita. Jika Kristus sudah memasukkan kita ke masa baru-Nya, mengapa masih hidup seolah di masa lalu?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |