Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/05/16 |
|
Kamis, 16 Mei 2013
|
|
Judul: Keteraturan dalam ibadah Semua karunia roh dan aktivitas dalam pertemuan jemaat harus dipergunakan untuk membangun (26). Orang yang dipenuhi Roh Kudus bisa mengontrol dirinya – bukan asyik sendiri. Ia lebih mementingkan orang lain, karena itulah hakikat kasih, sehingga pertemuan ibadah tidak kacau (40). Paulus mengatur teknis dari pemanfaatan karunia dalam ibadah. Untuk penggunaan bahasa lidah, ia mengaturnya sehingga ada ketertiban dalam ibadah. Penggunaan bahasa lidah diperbolehkan dalam ibadah secara terbatas (dua atau tiga orang), dan harus ada orang yang mendapatkan karunia menafsirkannya. (27-28). Juga ia mengatur penggunaan karunia bernubuat. Demi ketertiban ibadah, nubuat harus disampaikan bergantian, sehingga yang lain bisa belajar dan bertumbuh dalam iman (30-31). Paulus sama sekali tidak melarang seseorang memiliki dan menggunakan karunia roh yang ada padanya (39). Yang ia lakukan adalah mengaturnya agar tepat digunakan bagi kepentingan membangun jemaat Sebab tujuan karunia Roh ialah untuk membangun jemaat. Karena itu pemakaian karunia-karunia dalam pertemuan ibadah harus berlangsung secara teratur. Pertemuan jemaat harus dilangsungkan dengan sopan dan teratur dan dengan motivasi yang baik serta untuk kepuasan rohani bersama. Kita dapat belajar dari apa yang rasul Paulus kemukakan, yaitu kita harus beribadah dengan sopan dan teratur di dalam gereja. Baik itu dengan liturgi yang tertulis atau pun tidak. Yang pasti ibadah kita haruslah sopan dan teratur sebagai wujud penghormatan kita pada Tuhan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |