Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/05/16 |
|
Kamis, 16 Mei 2019 (Minggu ke-3 sesudah Paskah)
|
|
Kesucian Allah terlalu sempurna untuk dapat didekati manusia. Manusia tidak layak sama sekali menghampiri Allah. Manusia sama sekali tidak punya cara agar layak menghampiri hadirat-Nya. Allah sendirilah yang memberi diri-Nya agar umat dapat menghampiri-Nya. Musa harus membuat mazbah (altar) berbentuk empat persegi bertanduk. Seluruh perkakasnya, yaitu kuali, sodok, bokor penyiraman, garpu, dan perbaraan semuanya terbuat dari tembaga. Di atas mazbah inilah semua kurban dipersembahkan kepada Allah (1-8). Pada bagian luar Kemah Suci dibangun pelataran. Pada sisi selatan, utara, dan pintu masuk ke pelataran terdapat tirai-tirai linen halus. Warnanya sama dengan bagian dalam Kemah Suci. Tiang-tiang penyangganya terbuat dari tembaga (9-19). Di pelataran inilah orang Israel menyerahkan semua kurban-kurban dengan perantaraan para imam. Hanya imam yang dapat memasuki ruang kudus. Sekali setahun, imam dapat masuk ke ruang mahakudus. Para imam juga harus selalu menyalakan lampu di dalam ruang kudus setiap sore hingga pagi (21-21). Pelataran dan mazbah terletak di luar ruang mahakudus. Namun, bukan berarti fungsinya kecil. Justru, di pelataran inilah para imam memeriksa dosa umat Allah dan kurban-kurban yang akan dipersembahkan-Nya. Sejatinya manusia tidak memiliki fasilitas dan kesempatan untuk menghampiri Allah, kecuali karena anugerah-Nya (Ef. 2:8-9). Allah sendiri yang merancang Kemah Suci dan yang menyediakan semua perkakasnya. Ia juga yang menyediakan para imam, sehingga memungkinkan umat Allah mendapat pengampunan dosa dari Allah. Kita harus selalu bersyukur atas semua rancangan-Nya. Kita juga wajib menghargai karya keselamatan yang telah dikerjakan-Nya. Kita bisa membalas itu semua dengan berbakti kepada-Nya dengan sungguh-sungguh dalam kasih yang penuh. Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk senantiasa hidup memuliakan Engkau. [RS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |